____Sugeng Rawuh Poro Blogger____

Jumat, 23 Juli 2010

selamat bergabung di dunia seni

hallo selamat mengerjakan tugas..

92 komentar:

  1. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

    nama:kiko dwiaji kusumo
    no:22
    KELAZ: VIII D

    BalasHapus
  2. Gamelan

    1. Gamelan adalah alat music dalam pertunjukan wayang. Dalam pertunjukan wayang Jawa, alat music ini terdiri atas paling tidak 15 jenis instrumen yang berbeda, kebanyakan terbuat dari perunggu dan berbagai macam perkusi. Suling, kendang, rebab, dan gambang adalah pengiring pertunjukan yang bukan perkusi dan tidak terbuat dari perunggu.



    Kiki Purwa 8D/21

    BalasHapus
  3. Setelah sukses menggelar Pentas Budaya di Solo Square, Lor in dan Ngarsopuro Night Market, untuk yang keempat kalinya, Solo International Performing Arts (SIPA) Community bersama Sanggar Seni Semarak Chandrakirana akan mengadakan pra event Go To SIPA 2010 yang bertajuk “Pentas Budaya IV Go To SIPA 2010”, bertempat di Solo Grand Mall pada hari Sabtu, 3 Juli 2010 pukul 19.00 - 21.00 WIB, Solo Jawa Tengah. Pentas Budaya ini bertujuan sebagai bentuk rasa kepedulian SIPA Community dan Pusat Olah Seni Semarak Chandrakirana pada seni budaya pada umumnya dan pada khususnya seni pertunjukan. Diharapkan dengan digelarnya Pentas Budaya ini dapat menjadi alat pemersatu semangat kebersamaan.

    Pentas Budaya kali ini akan menampilkan tarian khusus yang dipersiapkan untuk menyambut SIPA 2010, bernama Tari Jinggle SIPA. Para penari Jinggle SIPA akan menari dengan diiringi musik yang merupakan musik jinggle SIPA 2010. Tarian ini menggambarkan keceriaan tarian rakyat, yang sesuai dengan tema SIPA 2010 yakni kesenian rakyat.

    Tak hanya itu, Pentas Budaya IV Go To SIPA 2010 kali ini akan diramaikan oleh penampilan Sanggar Seni Semarak Chandrakirana yang akan membawakan beberapa tari tradisional seperti Tari Payung, Tari Kukilo serta tari kontemporer seperti Tari Merak Ngigel, tak lupa Ansamble Jimbe dari Grup Keras Tanpa ”S”. Pentas Budaya IV Go To SIPA 2010 ditujukan kepada seluruh masyarakat Solo dan sekitarnya.

    Kegiatan Pentas Budaya IV Go To SIPA 2010 ini merupakan salah satu dari rangkaian acara untuk menyambut sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai SIPA 2010 yang akan diadakan tanggal 16-18 Juli 2010. SIPA 2010 akan menghadirkan berbagai seni pertunjukan yang berasal dari wilayah etnik maupun kontemporer, dengan mengundang sebanyak 13 kelompok seni pertunjukan dari dalam negeri dan 6 delegasi dari luar negeri, antara lain Austria, Jerman, Jepang, Malaysia, Meksiko dan Timor Leste.

    SIPA merupakan sebuah ajang pergelaran dengan materi berupa seni pertunjukan yang merupakan penyatuan semangat antara masyarakat dengan berbagai seni pertunjukan yang ada. Acara berskala internasional ini turut mendukung eksistensi Solo sebagai Kota Budaya. Kehadiran SIPA di tengah-tengah masyarakat Solo ini diharapkan dapat mempromosikan Kota Solo menjadi pemersatu semangat kebersamaan dan menjadikan Kota Solo semakin berbudaya.

    Andreas Goenanta Singarimbun
    8C/5

    BalasHapus
  4. Masyarakat Yogyakarta boleh bangga memiliki salah satu pertunjukan tari yang sudah tersohor di mancanegara, yakni seni drama (sendra) tari Ramayana. Walaupun ada banyak sendra tari Ramayana di tempat lain, pertunjukan yang ada di Yogya ini terasa lebih istimewa. Pasalnya cerita Ramayana atau kisah tentang Pangeran Rama ini digambarkan di dinding Candi Prambanan. Sendra tari Ramayana yang diangkat dari kisah Rama dan Shinta merupakan kesenian yang menggabungkan kesenian tarian dan drama. Dalam pementasannya, Sendra tari Ramayana didukung kurang lebih 200 orang terdiri dari penari, penyanyi, dan pemain musik tradisional. Pemain mengenakan pakaian khas Jawa yang dipakai pada masa itu, dilengkapi dengan senjata berupa panah, tombak, dan keris. Beberapa pemainnya juga ada yang mengenakan kostum kera. Menurut Happy Sulistiawan, seorang pemandu wisata di Yogyakarta, para penari yang mengenakan pakaian biru bermakna bahwa adegan tersebut sedang berada di air atau laut. Menurutnya kisah yang diangkat dalam sendra tari Ramayana selain pada bulan purnama merupakan kisah yang telah dipersingkat. “Tergantung sutradaranya, mana adegan yang dipersingkat atau dihilangkan, namun secara inti cerita tetap sama” jelas Happy, yang menyaksikan dari balkon di belakang bangku penonton. Cerita Ramayana yang ditulis oleh Walmiki pada abad ke-4 sebelum masehi. Kisahnya menceritakan perjuangan cinta, nafsu, dan ketamakan. Cerita yang berasal dari Tanah Hindustan, India ini sampai ke Indonesia seiring dengan pernyebaran agama Hindu. Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya. Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi seekor Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna. Jatayu atau Burung Garuda mencoba menolong Dewi Shinta, namun sayapnya malah dipotong oleh Rahwana. Dari Jatayu lah Rama dan Laksmana tahu bahwa yang menculik Dewi Shinta adalah raksasa dari kerajaan Alengka (Sri lanka). Dalam pencariannya Rama dan laksamana harus bersekutu dengan pasukan kera pimpinan Sugriwa dan juga bersama kera putih sakti Hanoman. Hanoman yang diperintahkan untuk mencari Dewi Shinta ke Kerajaan Alengka akhirnya tertangkap pasukan Rahwana dan dibakar hidup-hidup, namun Hanoman berhasil lolos. Pada adegan ini penonton yang kebanyakan turis mancanegara dibuat terkesima. Hanoman beratraksi dengan api, seperti melompati api dan membakar ‘rumah-rumahan’ dari jerami yang merupakan replika Kerajaan Alengka. Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

    NAMA ;ANDREAS ADITYA
    KLAS ;9A
    NO ;5

    SMP REGINA PACIS SKA

    BalasHapus
  5. RAMAYANA

    Masyarakat Yogyakarta boleh bangga memiliki salah satu pertunjukan tari yang sudah tersohor di mancanegara, yakni seni drama (sendra) tari Ramayana. Walaupun ada banyak sendra tari Ramayana di tempat lain, pertunjukan yang ada di Yogya ini terasa lebih istimewa. Pasalnya cerita Ramayana atau kisah tentang Pangeran Rama ini digambarkan di dinding Candi Prambanan. Sendra tari Ramayana yang diangkat dari kisah Rama dan Shinta merupakan kesenian yang menggabungkan kesenian tarian dan drama. Dalam pementasannya, Sendra tari Ramayana didukung kurang lebih 200 orang terdiri dari penari, penyanyi, dan pemain musik tradisional. Pemain mengenakan pakaian khas Jawa yang dipakai pada masa itu, dilengkapi dengan senjata berupa panah, tombak, dan keris. Beberapa pemainnya juga ada yang mengenakan kostum kera. Menurut Happy Sulistiawan, seorang pemandu wisata di Yogyakarta, para penari yang mengenakan pakaian biru bermakna bahwa adegan tersebut sedang berada di air atau laut. Menurutnya kisah yang diangkat dalam sendra tari Ramayana selain pada bulan purnama merupakan kisah yang telah dipersingkat. “Tergantung sutradaranya, mana adegan yang dipersingkat atau dihilangkan, namun secara inti cerita tetap sama” jelas Happy, yang menyaksikan dari balkon di belakang bangku penonton. Cerita Ramayana yang ditulis oleh Walmiki pada abad ke-4 sebelum masehi. Kisahnya menceritakan perjuangan cinta, nafsu, dan ketamakan. Cerita yang berasal dari Tanah Hindustan, India ini sampai ke Indonesia seiring dengan pernyebaran agama Hindu. Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya. Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi seekor Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna. Jatayu atau Burung Garuda mencoba menolong Dewi Shinta, namun sayapnya malah dipotong oleh Rahwana. Dari Jatayu lah Rama dan Laksmana tahu bahwa yang menculik Dewi Shinta adalah raksasa dari kerajaan Alengka (Sri lanka). Dalam pencariannya Rama dan laksamana harus bersekutu dengan pasukan kera pimpinan Sugriwa dan juga bersama kera putih sakti Hanoman. Hanoman yang diperintahkan untuk mencari Dewi Shinta ke Kerajaan Alengka akhirnya tertangkap pasukan Rahwana dan dibakar hidup-hidup, namun Hanoman berhasil lolos. Pada adegan ini penonton yang kebanyakan turis mancanegara dibuat terkesima. Hanoman beratraksi dengan api, seperti melompati api dan membakar ‘rumah-rumahan’ dari jerami yang merupakan replika Kerajaan Alengka. Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

    NAMA; ANDREAS ADITYA S
    KLAS; 9A
    NO ; 5

    SMP REGINA PACIS SKA

    BalasHapus
  6. Pak Danang, saya Alvian (17 / 8E)
    cara nya mengirim tugas ke blog nya bagaimana, Pak?

    BalasHapus
  7. WAYANG
    Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
    Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
    Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
    Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
    Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
    Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".

    Jenis-jenis wayang
    • Wayang Kulit
    1. Wayang Purwa
    2. Wayang Madya
    3. Wayang Gedog
    4. Wayang Dupara
    5. Wayang Wahyu
    6. Wayang Suluh
    7. Wayang Kancil
    8. Wayang Calonarang
    9. Wayang Krucil
    10. Wayang Ajen
    11. Wayang Sasak
    12. Wayang Sadat
    13. Wayang Parwa
    • Wayang Kayu
    1. Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
    2. Wayang Menak
    3. Wayang Papak / Wayang Cepak
    4. Wayang Klithik
    • Wayang Beber
    • Wayang Orang
    o Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
    o Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
    • Wayang Suket
    • Wayang Gung
    • Wayang Timplong
    • Wayang Arya
    • Wayang Potehi
    • Wayang Gambuh
    • Wayang Parwa
    • Wayang Cupak
    Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
    Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang dan bahasa Banjar.
    • Wayang Jawa Yogyakarta
    • Wayang Jawa Surakarta
    • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
    • Wayang Bali
    • Wayang Sasak (NTB)
    • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
    • Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
    • Wayang Betawi (Jakarta)
    • Wayang Cirebon (Jawa Barat)
    • Wayang Madura (sudah punah)
    • Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)


    Aditya Chrisma.P/8e/1

    BalasHapus
  8. KEUNIKAN GAGASAN DAN TEKNIK
    DALAM KARYA SENI TERAPAN DAERAH SETEMPAT
    A. Karakteristik Seni Rupa dan Cabang-cabangnya
    Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.
    Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
    Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.
    Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.

    BalasHapus
  9. Tugas Kesda
    Profil Cakil


    Cakil merupakan tokoh asli kreativitas Indonesia. Cakil bukanlah nama, melainkan sebutan untuk raksasa yang berwajah dengan gigi taring panjang di bibir bawah hingga melewati bibir atas tersebut. Ia bisa diberi nama apa saja oleh Dalang yang memainkannya, kadang bernama Ditya Gendirpenjalin, kadang juga bernama Gendringcaluring, Klanthangmimis, Kalapraceka, dan bahkan saya pernah menjumpai dalang menamainya Ditya Kala Plenthong.

    Cakil digambarkan berbeda dengan raksasa lain yang hanya satu tangannya bisa digerakkan. Tangan Cakil bisa digerakkan kedua-duanya. Hal ini diartikan sebagai penggambaran "sengkalan memet": “tangan yaksa satataning janma” yang kurang lebih berarti tangan raksasa layaknya tangan manusia. Kata-kata tersebut mengandung watak bilangan sebagai berikut, tangan:2, yaksa:5, satataning:5, jalma:1. Jika dibaca terbalik maka akan menghasilkan angka Tahun Jawa 1552, atau 1630 Masehi yang merupakan tahun diciptakannya tokoh Cakil.

    Dalam pewayangan, Cakil bersuara kecil, melengking dengan gaya bicaranya cepat. Meski yang diajak berbicara berhadap-hadapan tapi ia seperti bicara dengan orang di kejauhan. Cakil dalam pewayangan merupakan tokoh raksasa yang bertugas sebagai penjaga batas wilayah suatu negara. Jika ada satria (paling sering Arjuna atau Abimanyu) yang melewati daerah tersebut dihadang sehingga kadang terjadi peperangan, yang disebut Perang Kembang. Oleh karena itu Cakil dalam pewayangan dimasukkan dalam kategori "Buta Begal".

    Ia umumnya ditemani oleh tiga raksasa yang berwarna tiga macam. Hal ini terkadang dihubungkan dengan simbolisasi nafsu-nafsu manusia, yakni nafsu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Cakil digambarkan sebagai raksasa yang lincah, mahir pencak, dengan gaya berkelahi yang diselingi tarian yang khas. Yang jelas dalam perang ia selalu mati terkena keris pusakanya sendiri. Cakil juga bisa diartikan sebagai tokoh yang gigih, dan setia pada tugas sampai titik darah penghabisan.

    Tokoh Cakil dalam wayang gagrag (gaya) Yogyakarta, digambarkan dengan posisi muka langak, bermata kiyeran, dengan hidung wungkal gerang, mulut mrenges dengan kumis, jenggot, dan cambang lebat. Ia memakai sumping sorengpati, dengan jamang sadasaler, rambut odholan (terurai). Badannya gagahan dengan kalung wastra (kalung punggawa), posisi kaki pocong blothong, memakai gelang bala, dan binggel sebagai gelang kakinya.


    Hugo Leonardo Prasetya
    8E/19

    BalasHapus
  10. TUGAS KESENIAN DAERAH
    OLEH:
    ENRIQUE VICENZO KOSASIH
    8E/14
    SMP REGINA PACIS SURAKARTA
    2010/2011

    Bernyanyi bersama membawa persatuan berbagai bangsa di dunia.Ide World Choir Games berasal dari upaya untuk mempertemukan orang dari berbagai bangsa, yang bersatu lewat nyanyian dalam kompetisi damai. Dengan cara ini mereka bersama-sama dari berbagai bangsa berkreasi di bidang seni, yang secara efektif dan dapat berkembang terus menerus.Keikutsertaan diajang ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. World Choir Games menjadi kompetisi paduan suara terbesar di dunia yang mengilhami orang untuk melakukan interaksi yang dapat menunjukkan kepribadian dengan bernyanyi bersama. Partisipasi didalamnya adalah penting dan merupakan kebanggaan buat saya. World Choir Games yang diselenggarakan untuk paduan suara amatir dari seluruh dunia, tidak peduli mereka datang dari benua atau genre musik yang diwakili dalam repertoar mereka atau ambisi artistik yang mereka miliki. Untuk pengalaman ini festival paduan suara dari seluruh dunia berpartisipasi, dengan memberikan kontribusi kinerja sendiri, agar dapat saling berkompetisi dengan orang lain serta untuk mengalami antusiasme bernyanyi bersama. Tempat pelaksanaan World Choir Games keenam adalah di Shaoxing, yang terletak di selatan Delta Sungai Yangtze, tidak jauh dari Shanghai. Solo Cantabile Cantora adalah kelompok paduan suara anak dari Kota Solo,Indonesia ini terbentuk tanggal 20 Desember 2009. Berawal dari beberapa orang tua dan seorang pelatih paduan suara (Bpk. Wahyu Purnomo) yang memiliki kerinduan membentuk sebuah kelompok paduan suara anak yang baik di kota Solo, maka lahirlah paduan suara anak dengan nama SOLO CANTABILE CANTORA atau disingkat dengan SCC. Nama SOLO CANTABILE CANTORA berarti Paduan Suara yang Merdu dan Indah dari Kota Solo. SCC mempunyai tujuan untuk memberi tempat bagi anak-anak berbakat di bidang seni suara di kota Solo yang ingin mengembangkan talenta di bidang paduan suara.
    Saya yang tergabung dalam kelompok paduan suara SCC berhasil meraih Emas dalam World Choir Games ke 6 di Shaoxing,China.Bermula dari keberangkatan saya bersama rombongan kelompok paduan suara Solo Cantabile Cantora,lewat bandara Adisumarmo,Solo pada tanggal 12 Juli 2010,ke Shaoxing,China transit di Bandara LCCT,Kuala Lumpur sebelum melanjutkan ke Bandara Hangzhou,dan dilanjut dengan jalan darat naik bis selama satu jam ke Shaoxing.Sampai ditempat menginap sudah lewat tengah malam,dan hari-hari selama sebelum lomba diisi dengan latihan intensif untuk meningkatkan kekompakan kelompok paduan suara,sampai akhirnya tampil pada tanggal 17 Juli 2010,waktu kita tampil,semua sudah berusaha maksimal,termasuk teman-teman anggota paduan suara,konduktor dan penari latar serta para pemusik.Dan akhirnya pada tanggal 19 Juli 2010 waktu pengumuman juara dalam kategori paduan suara yang kami ikuti yaitu Folklore dengan koreografi berhasil menyabet medali emas.Jadi usaha kita semua tidak sia-sia. SCC bersaing pada kategori Folklore with Choreography. Kelompok SCC kami,terdiri atas 31 penyanyi anak, enam pemusik, seorang koreografer, dan seorang konduktor. Ada tiga lagu yang kami bawakan, yakni Tetembangan Sindenan Ijo-ijo, Gundul-gundul Pacul, dan Ondel-ondel. ”Lagu diaransemen ulang dan dilengkapi alat musik calung, gendang, dan rebana. Kostumnya batik Solo.Hal itu dilakukan agar branding Solo sebagai kota budaya semakin kuat. Akhir kata,inilah semua kegiatan saya selama mengikuti World Choir Games ke-6 di Shaoxing,China bersama kelompok Solo Cantabile Cantora. Semoga ini menjadi awal untuk dapat berkembang di kemudian hari demi mengangkat nama negara Indonesia pada umumnya dan kota Solo pada khususnya.

    BalasHapus
  11. TUGAS KESENIAN DAERAH
    OLEH:
    ENRIQUE VICENZO KOSASIH
    8E/14
    SMP REGINA PACIS SURAKARTA
    2010/2011

    Bernyanyi bersama membawa persatuan berbagai bangsa di dunia.Ide World Choir Games berasal dari upaya untuk mempertemukan orang dari berbagai bangsa, yang bersatu lewat nyanyian dalam kompetisi damai. Dengan cara ini mereka bersama-sama dari berbagai bangsa berkreasi di bidang seni, yang secara efektif dan dapat berkembang terus menerus.Keikutsertaan diajang ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. World Choir Games menjadi kompetisi paduan suara terbesar di dunia yang mengilhami orang untuk melakukan interaksi yang dapat menunjukkan kepribadian dengan bernyanyi bersama. Partisipasi didalamnya adalah penting dan merupakan kebanggaan buat saya. World Choir Games yang diselenggarakan untuk paduan suara amatir dari seluruh dunia, tidak peduli mereka datang dari benua atau genre musik yang diwakili dalam repertoar mereka atau ambisi artistik yang mereka miliki. Untuk pengalaman ini festival paduan suara dari seluruh dunia berpartisipasi, dengan memberikan kontribusi kinerja sendiri, agar dapat saling berkompetisi dengan orang lain serta untuk mengalami antusiasme bernyanyi bersama. Tempat pelaksanaan World Choir Games keenam adalah di Shaoxing, yang terletak di selatan Delta Sungai Yangtze, tidak jauh dari Shanghai. Solo Cantabile Cantora adalah kelompok paduan suara anak dari Kota Solo,Indonesia ini terbentuk tanggal 20 Desember 2009. Berawal dari beberapa orang tua dan seorang pelatih paduan suara (Bpk. Wahyu Purnomo) yang memiliki kerinduan membentuk sebuah kelompok paduan suara anak yang baik di kota Solo, maka lahirlah paduan suara anak dengan nama SOLO CANTABILE CANTORA atau disingkat dengan SCC. Nama SOLO CANTABILE CANTORA berarti Paduan Suara yang Merdu dan Indah dari Kota Solo. SCC mempunyai tujuan untuk memberi tempat bagi anak-anak berbakat di bidang seni suara di kota Solo yang ingin mengembangkan talenta di bidang paduan suara.
    Saya yang tergabung dalam kelompok paduan suara SCC berhasil meraih Emas dalam World Choir Games ke 6 di Shaoxing,China.Bermula dari keberangkatan saya bersama rombongan kelompok paduan suara Solo Cantabile Cantora,lewat bandara Adisumarmo,Solo pada tanggal 12 Juli 2010,ke Shaoxing,China transit di Bandara LCCT,Kuala Lumpur sebelum melanjutkan ke Bandara Hangzhou,dan dilanjut dengan jalan darat naik bis selama satu jam ke Shaoxing.Sampai ditempat menginap sudah lewat tengah malam,dan hari-hari selama sebelum lomba diisi dengan latihan intensif untuk meningkatkan kekompakan kelompok paduan suara,sampai akhirnya tampil pada tanggal 17 Juli 2010,waktu kita tampil,semua sudah berusaha maksimal,termasuk teman-teman anggota paduan suara,konduktor dan penari latar serta para pemusik.Dan akhirnya pada tanggal 19 Juli 2010 waktu pengumuman juara dalam kategori paduan suara yang kami ikuti yaitu Folklore dengan koreografi berhasil menyabet medali emas.Jadi usaha kita semua tidak sia-sia. SCC bersaing pada kategori Folklore with Choreography. Kelompok SCC kami,terdiri atas 31 penyanyi anak, enam pemusik, seorang koreografer, dan seorang konduktor. Ada tiga lagu yang kami bawakan, yakni Tetembangan Sindenan Ijo-ijo, Gundul-gundul Pacul, dan Ondel-ondel. ”Lagu diaransemen ulang dan dilengkapi alat musik calung, gendang, dan rebana. Akhir kata,inilah semua kegiatan saya selama mengikuti World Choir Games ke-6 di Shaoxing,China bersama kelompok Solo Cantabile Cantora. Semoga ini menjadi awal untuk dapat berkembang di kemudian hari demi mengangkat nama negara Indonesia pada umumnya dan kota Solo pada khususnya.

    BalasHapus
  12. ENRIQUE VICENZO KOSASIH
    8E/14
    SMP REGINA PACIS SURAKARTA
    2010/2011

    Solo Cantabile Cantora adalah kelompok paduan suara anak dari Kota Solo,Indonesia ini terbentuk tanggal 20 Desember 2009. Berawal dari beberapa orang tua dan seorang pelatih paduan suara (Bpk. Wahyu Purnomo) yang memiliki kerinduan membentuk sebuah kelompok paduan suara anak yang baik di kota Solo, maka lahirlah paduan suara anak dengan nama SOLO CANTABILE CANTORA atau disingkat dengan SCC. Nama SOLO CANTABILE CANTORA berarti Paduan Suara yang Merdu dan Indah dari Kota Solo. SCC mempunyai tujuan untuk memberi tempat bagi anak-anak berbakat di bidang seni suara di kota Solo yang ingin mengembangkan talenta di bidang paduan suara.
    Saya yang tergabung dalam kelompok paduan suara SCC berhasil meraih Emas dalam World Choir Games ke 6 di Shaoxing,China.Bermula dari keberangkatan saya bersama rombongan kelompok paduan suara Solo Cantabile Cantora,lewat bandara Adisumarmo,Solo pada tanggal 12 Juli 2010,ke Shaoxing,China transit di Bandara LCCT,Kuala Lumpur sebelum melanjutkan ke Bandara Hangzhou,dan dilanjut dengan jalan darat naik bis selama satu jam ke Shaoxing.Sampai ditempat menginap sudah lewat tengah malam,dan hari-hari selama sebelum lomba diisi dengan latihan intensif untuk meningkatkan kekompakan kelompok paduan suara,sampai akhirnya tampil pada tanggal 17 Juli 2010,waktu kita tampil,semua sudah berusaha maksimal,termasuk teman-teman anggota paduan suara,konduktor dan penari latar serta para pemusik.Dan akhirnya pada tanggal 19 Juli 2010 waktu pengumuman juara dalam kategori paduan suara yang kami ikuti yaitu Folklore dengan koreografi berhasil menyabet medali emas.Jadi usaha kita semua tidak sia-sia. SCC bersaing pada kategori Folklore with Choreography. Kelompok SCC kami,terdiri atas 31 penyanyi anak, enam pemusik, seorang koreografer, dan seorang konduktor. Ada tiga lagu yang kami bawakan, yakni Tetembangan Sindenan Ijo-ijo, Gundul-gundul Pacul, dan Ondel-ondel. ”Lagu diaransemen ulang dan dilengkapi alat musik calung, gendang, dan rebana. Kostumnya batik Solo.Hal itu dilakukan agar branding Solo sebagai kota budaya semakin kuat. Akhir kata,inilah semua kegiatan saya selama mengikuti World Choir Games ke-6 di Shaoxing,China bersama kelompok Solo Cantabile Cantora. Semoga ini menjadi awal untuk dapat berkembang di kemudian hari demi mengangkat nama negara Indonesia pada umumnya dan kota Solo pada khususnya.

    BalasHapus
  13. ENRIQUE VICENZO KOSASIH
    8E/14
    SMP REGINA PACIS SURAKARTA
    2010/2011

    Solo Cantabile Cantora adalah kelompok paduan suara anak dari Kota Solo,Indonesia ini terbentuk tanggal 20 Desember 2009. Berawal dari beberapa orang tua dan seorang pelatih paduan suara (Bpk. Wahyu Purnomo) yang memiliki kerinduan membentuk sebuah kelompok paduan suara anak yang baik di kota Solo, maka lahirlah paduan suara anak dengan nama SOLO CANTABILE CANTORA atau disingkat dengan SCC. Nama SOLO CANTABILE CANTORA berarti Paduan Suara yang Merdu dan Indah dari Kota Solo. SCC mempunyai tujuan untuk memberi tempat bagi anak-anak berbakat di bidang seni suara di kota Solo yang ingin mengembangkan talenta di bidang paduan suara.
    Saya yang tergabung dalam kelompok paduan suara SCC berhasil meraih Emas dalam World Choir Games ke 6 di Shaoxing,China.Bermula dari keberangkatan saya bersama rombongan kelompok paduan suara Solo Cantabile Cantora,lewat bandara Adisumarmo,Solo pada tanggal 12 Juli 2010,ke Shaoxing,China transit di Bandara LCCT,Kuala Lumpur sebelum melanjutkan ke Bandara Hangzhou,dan dilanjut dengan jalan darat naik bis selama satu jam ke Shaoxing.Sampai ditempat menginap sudah lewat tengah malam,dan hari-hari selama sebelum lomba diisi dengan latihan intensif untuk meningkatkan kekompakan kelompok paduan suara,sampai akhirnya tampil pada tanggal 17 Juli 2010,waktu kita tampil,semua sudah berusaha maksimal,termasuk teman-teman anggota paduan suara,konduktor dan penari latar serta para pemusik.Dan akhirnya pada tanggal 19 Juli 2010 waktu pengumuman juara dalam kategori paduan suara yang kami ikuti yaitu Folklore dengan koreografi berhasil menyabet medali emas.Jadi usaha kita semua tidak sia-sia. SCC bersaing pada kategori Folklore with Choreography. Kelompok SCC kami,terdiri atas 31 penyanyi anak, enam pemusik, seorang koreografer, dan seorang konduktor. Ada tiga lagu yang kami bawakan, yakni Tetembangan Sindenan Ijo-ijo, Gundul-gundul Pacul, dan Ondel-ondel. ”Lagu diaransemen ulang dan dilengkapi alat musik calung, gendang, dan rebana. Kostumnya batik Solo.Hal itu dilakukan agar branding Solo sebagai kota budaya semakin kuat. Akhir kata,inilah semua kegiatan saya selama mengikuti World Choir Games ke-6 di Shaoxing,China bersama kelompok Solo Cantabile Cantora. Semoga ini menjadi awal untuk dapat berkembang di kemudian hari demi mengangkat nama negara Indonesia pada umumnya dan kota Solo pada khususnya.

    BalasHapus
  14. Kresna atau Krishna (Dewanagari: कृष्ण; dilafalkan kṛṣṇa menurut IAST; dilafalkan 'kɹ̩ʂ.nə dalam bahasa Sanskerta) adalah salah satu Dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu karena dianggap merupakan aspek dari Brahman.[1] Ia disebut pula Nārāyana, yaitu sebutan yang merujuk kepada perwujudan Dewa Wisnu yang berlengan empat di Waikuntha. Ia biasanya digambarkan sebagai sosok pengembala muda yang memainkan seruling (seperti misalnya dalam Bhagawatapurana) atau pangeran muda yang memberikan tuntunan filosofis (seperti dalam Bhagawadgita). Dalam Agama Hindu pada umumnya, Kresna dipuja sebagai awatara Wisnu yang kedelapan, dan dianggap sebagai Dewa yang paling hebat dalam perguruan Waisnawa. Dalam tradisi Gaudiya Waisnawa, Kresna dipuja sebagai sumber dari segala awatara (termasuk Wisnu).[2]
    Menurut kitab Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka. Dalam wiracarita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam kitab Bhagawadgita, ia adalah perantara kepribadian Brahman yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna. Ia mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan Byasa. Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.

    Asal usul nama "Krishna"
    Dalam bahasa Sanskerta, kata Krishna berarti "hitam" atau "gelap", dan kata ini umum digunakan untuk menunjukkan pada orang yang berkulit gelap. Dalam Brahma Samhita dijabarkan bahwa Krishna memiliki warna kulit gelap bersemu biru langit.[3] Dan umumnya divisualkan berkulit gelap atau biru pekat. Sebagai Contoh, di Kuil Jaganatha, di Puri, Orissa, India (nama Jaganatha, adalah nama yang ditujukan bagi Kresna sebagai penguasa jagat raya) di gambarkan memiliki kulit gelap berdampingan dengan saudaranya Baladewa dan Subadra yang berkulit cerah.
    Nama lain
    Kresna sebagai awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini merupakan nama-nama dari kitab Mahabarata dan Bhagawadgita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah:
    1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
    2. Arisudana (penghancur musuh)
    3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
    4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
    5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
    6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
    7. Janardana (juru selamat umat manusia)
    8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
    9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
    10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
    11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
    12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
    13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
    14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
    15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
    16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
    17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
    18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
    19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)

    BalasHapus
  15. Kresna atau Krishna (Dewanagari: कृष्ण; dilafalkan kṛṣṇa menurut IAST; dilafalkan 'kɹ̩ʂ.nə dalam bahasa Sanskerta) adalah salah satu Dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu karena dianggap merupakan aspek dari Brahman.[1] Ia disebut pula Nārāyana, yaitu sebutan yang merujuk kepada perwujudan Dewa Wisnu yang berlengan empat di Waikuntha. Ia biasanya digambarkan sebagai sosok pengembala muda yang memainkan seruling (seperti misalnya dalam Bhagawatapurana) atau pangeran muda yang memberikan tuntunan filosofis (seperti dalam Bhagawadgita). Dalam Agama Hindu pada umumnya, Kresna dipuja sebagai awatara Wisnu yang kedelapan, dan dianggap sebagai Dewa yang paling hebat dalam perguruan Waisnawa. Dalam tradisi Gaudiya Waisnawa, Kresna dipuja sebagai sumber dari segala awatara (termasuk Wisnu).[2]
    Menurut kitab Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka. Dalam wiracarita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam kitab Bhagawadgita, ia adalah perantara kepribadian Brahman yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna. Ia mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan Byasa. Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.

    Asal usul nama "Krishna"
    Dalam bahasa Sanskerta, kata Krishna berarti "hitam" atau "gelap", dan kata ini umum digunakan untuk menunjukkan pada orang yang berkulit gelap. Dalam Brahma Samhita dijabarkan bahwa Krishna memiliki warna kulit gelap bersemu biru langit.[3] Dan umumnya divisualkan berkulit gelap atau biru pekat. Sebagai Contoh, di Kuil Jaganatha, di Puri, Orissa, India (nama Jaganatha, adalah nama yang ditujukan bagi Kresna sebagai penguasa jagat raya) di gambarkan memiliki kulit gelap berdampingan dengan saudaranya Baladewa dan Subadra yang berkulit cerah.
    Nama lain
    Kresna sebagai awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini merupakan nama-nama dari kitab Mahabarata dan Bhagawadgita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah:
    1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
    2. Arisudana (penghancur musuh)
    3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
    4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
    5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
    6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
    7. Janardana (juru selamat umat manusia)
    8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
    9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
    10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
    11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
    12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
    13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
    14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
    15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
    16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
    17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
    18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
    19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)

    Kevin Aprilianta
    8E/25

    BalasHapus
  16. Description

    seni seni seviyorum memek menjilat seni academy kebangsaan seni balai lukis negara seni academy kebangsaan malaysia seni pendidikan seni visual seni silat kaki seni gayong seni silat rupa seni khat seni bahasa melayu seni world balai lukis seni seni sevdim karya seni seni visual gayong malaysia seni silat bina islam seni pendidikan seni seni spanking arca seni pasar seni grandi seni seni tari lukis seni beladiri seni gayong malaysia persatuan seni silat nudi seni artis artis artis artis artis href seni seni seni seni seni telanjang telanjang telanjang.html telanjang.html telanjang.html url url vnbhy.info vnbhy.info vnbhy.info seni unutmaya grossi seni grossi seni spagnole grup haketmedim koridor seni pendidikan rancangan seni tahunan seni tampak racconto seni dalam pendidikan seni kraftangan malaysia seni bina seni gayong pusaka seni silat drama seni di foto grandi seni enormi seni seni ukir seni unutamam kriya seni pendidikan rancangan seni tahunan visual dilde her seni seviyorum grafik seni seni terapan seni sikecegim seni tradisional balai lukis malaysia seni bu kalp seni unuturmu cok seni seviyorum seni teater apa arca itu seni balai negara seni gayong malaysia pertubuhan seni silat menjamu selera seni deniz seni seviyorum jawi khat seni lukisan seni rupa seni tradisional seni tokoh cekak malaysia persatuan seni silat seni taman

    Ivan Yosia 9D/22

    BalasHapus
  17. Nama: Agustinus Bagas Arya Pangestu
    Kelas: VIIA / 1

    Prabu Dasarata dari Ayodhya
    Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
    Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
    Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.
    Rama hidup di hutan
    Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai rakshasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sita, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
    Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.


    Rama menggempur Rawana
    Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
    Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sita kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sita, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.

    BalasHapus
  18. Tugas Kesda
    Profil Bathara Bayu

    Bathara Bayu iku, putrane Bathara Guru (Sang Hyang Manikmaya]] kang nomer papat, saka Dewi Umayi. Bathara Bayu uga sinebut Hyang Pawana iya Sang Hyang Maruta. Pawana utawa Maruta kuwi artine angin utawa kekuwatan. Kahyangane ing Panglawung iya Puserbawana. Garwane bebisik Dewi Sumi, putrine Bathara Soma. Putrane papat: Bathara Sumarma, Bathara Sangkara, Bathara Sudarma, lan Bathara Bismakara. Dewaning angin iki klebu golonganing warga Bayu. Kang klebu warga Bayu kabeh ana wolu, yakuwi Bathara Bayu, Anoman/Senggana, Werkudara (Bima). Wil Jajahwreka (bayuning buta), Liman Setubandha (bayune Gajah), Sarpa Naga Kuwara (bayune naga/ula), Mahambira (bayune Garudha), lan Begawan Maenaka (bayune Gunung). Bathara Bayu, Werkudara lan anoman duwe kuku (Pancanaka) lan kabeh ngagem kampuh poleng bang bintulaji minangka tandha bisa mangreh lakuning angin. Werkudara ing tata laire putrane Prabu Pandhu Dewanata, ratu Astina, salugune putrane Bathara bayu, mulane sinebut Bayusuta. Bathara Bayu nganthi peputra Werkudara amarga katarik mantram panggendaming dewa aran Adityahredaya (yen ing pedhalangan aran Puntawekasing Rasa Tunggal Sabda Tanpa lawanan) kang winateg Dewi Kunti kanthi mangesti dewa kang sarirane gedhe dhuwur. Pandhita Durna (Drona) iki iya isih trah Bathara Bayu. Sarasilahe : Bathara Bayu peputra Bathara Sumarma, Bathara Sumarma peputra Bathara Tantra, Bathara Tantra peputra Bathara Guritna, Bathara Guritna peputra Bathara Sumbawa, Bathara Sumbawa peputra Resi Mintasaba, Resi Mintasaba peputra Resi Kuntabasuki ing Atasangin. Resi kasebut banjur peputra Resi (Prabu) Baratwaja sing banjur nurunake Bambang Kumbayana iya Pandhita Durna.
    [sunting]Titisan Bathara Bayu

    Bathara Bayu tau tumurun ing marcapada jumeneng ratu ing negara Medhanggora, jejuluk Prabu Bima. Patihe asma Suksena. Bathara Bayu wujude gagah gedhe dhuwur, kekuwatane linuwih. Watake kendhel, prasaja lan meneng. Yen pinuju pisowanan lenggahe ing mburi dhewe, nutup simpingan sisih kiwa, lan tangane malangkerik. Jumbuh karo wujue, yen ngendhika swarane gedhe glereng-glereng, laras nem ageng kedhal sereng lan anteb. Pungkasane crita wayang sing digelar sewengi natas, miturut pakem padhalangan dipungkasi nganggo Bathara Bayu, kang diarani "tayungan". Wayang mau dijogetakke minangka tandha menang perang.. Sadhurunge tayungan, luwih dhisik perang brubuh, mawa gendhing sampak. Ratu kang kasebut ing jejer sabrangan sawadyabalane teka ing negara kasebut ing jejer kawitan, yen ora tumuju ing Amarta iya Dwarawati nedya ngrebut kabegjan. Satemah dadi perang amuk-amukan . Wusanane ratu sabrang sawadyabalane sirna, tumpes tapis. Menawa ratune iku malihane satriya, dewa, putri, raseksa uatea yitmane Dasamuka, banjur badhar salin wujud kang sejatine. Kang mungkasi perang brubuh yen ing jamane Pandhawa mesthi Werkudara. Yen jamana crita Ramyana iya mesthi Anoman, dene yen crita para dewa iya Bathara Bayu. Anoman lan Werkudara sinebut Bayusuta iya Bayusiwi, kang tegese anak angin, karepe angin cilik, yakuwi napas utaea ambegan. Tandange Anoman lan Werkudara ing perang brubuh nggambarake napas kang ngukut sakabehe pancadriya nalikane manungsa sakaratul maut. Kumpule para ratu utawa satriya kang dadi balungane lelakon, ngendhikakake maremeing panggalih dene wis bisa mbrasta reretu, satemah kahanan bali tentrem, amarga wis kalis saka sawernane rubedha. Sawise tayungan lan kumpuling kadhang, banjur tancep kayon, yaiku gunungan wayang ditancepake ing satengahing kelir, sing ateges pagelaran wayang wis rampung. gegambaraning urip, wong kuwi wis mati. Kayon ngono gegambaraning kayon, saka tembung kayun, tegese urip Sawise rampuingan kabeh wayang dilebokake ing kotak. Kaya manungsa yen wis mati uga mlebu kubur. Angger angine (Bathara Bayu,Werkudara, Anoman)wis lunga, tegese manungsa bali ing ngrasane Sang Hyang Widhi Wasa.
    A.Buyung.P
    9C/7

    BalasHapus
  19. Pandawa


    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.

    Kevin Setiawan Surya
    9C/22

    BalasHapus
  20. Masyarakat Yogyakarta boleh bangga memiliki salah satu pertunjukan tari yang sudah tersohor di mancanegara, yakni seni drama (sendra) tari Ramayana. Walaupun ada banyak sendra tari Ramayana di tempat lain, pertunjukan yang ada di Yogya ini terasa lebih istimewa. Pasalnya cerita Ramayana atau kisah tentang Pangeran Rama ini digambarkan di dinding Candi Prambanan. Sendra tari Ramayana yang diangkat dari kisah Rama dan Shinta merupakan kesenian yang menggabungkan kesenian tarian dan drama. Dalam pementasannya, Sendra tari Ramayana didukung kurang lebih 200 orang terdiri dari penari, penyanyi, dan pemain musik tradisional. Pemain mengenakan pakaian khas Jawa yang dipakai pada masa itu, dilengkapi dengan senjata berupa panah, tombak, dan keris. Beberapa pemainnya juga ada yang mengenakan kostum kera. Menurut Happy Sulistiawan, seorang pemandu wisata di Yogyakarta, para penari yang mengenakan pakaian biru bermakna bahwa adegan tersebut sedang berada di air atau laut. Menurutnya kisah yang diangkat dalam sendra tari Ramayana selain pada bulan purnama merupakan kisah yang telah dipersingkat. “Tergantung sutradaranya, mana adegan yang dipersingkat atau dihilangkan, namun secara inti cerita tetap sama” jelas Happy, yang menyaksikan dari balkon di belakang bangku penonton. Cerita Ramayana yang ditulis oleh Walmiki pada abad ke-4 sebelum masehi. Kisahnya menceritakan perjuangan cinta, nafsu, dan ketamakan. Cerita yang berasal dari Tanah Hindustan, India ini sampai ke Indonesia seiring dengan pernyebaran agama Hindu. Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya. Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi seekor Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna. Jatayu atau Burung Garuda mencoba menolong Dewi Shinta, namun sayapnya malah dipotong oleh Rahwana. Dari Jatayu lah Rama dan Laksmana tahu bahwa yang menculik Dewi Shinta adalah raksasa dari kerajaan Alengka (Sri lanka). Dalam pencariannya Rama dan laksamana harus bersekutu dengan pasukan kera pimpinan Sugriwa dan juga bersama kera putih sakti Hanoman. Hanoman yang diperintahkan untuk mencari Dewi Shinta ke Kerajaan Alengka akhirnya tertangkap pasukan Rahwana dan dibakar hidup-hidup, namun Hanoman berhasil lolos. Pada adegan ini penonton yang kebanyakan turis mancanegara dibuat terkesima. Hanoman beratraksi dengan api, seperti melompati api dan membakar ‘rumah-rumahan’ dari jerami yang merupakan replika Kerajaan Alengka. Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.

    Nama: Petrus Rizky
    kelas:9d
    No:28

    BalasHapus
  21. pandawa

    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.
    Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan tidak secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:
    • Yudistira penitisan dari Dewa Yama, dewa akhirat;
    • Bima penitisan dari Dewa Bayu, dewa angin;
    • Arjuna penitisan dari Dewa Indra, dewa perang;
    • Nakula dan Sadewa penitisan dari dewa kembar Aswin, dewa pengobatan.
    Masa kanak-kanak
    Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara yang bernama Duryodana dan 99 adiknya yang merupakan anak dari Dretarastra yang tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura. Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.

    BalasHapus
  22. pandawa

    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.
    Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan tidak secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:
    • Yudistira penitisan dari Dewa Yama, dewa akhirat;
    • Bima penitisan dari Dewa Bayu, dewa angin;
    • Arjuna penitisan dari Dewa Indra, dewa perang;
    • Nakula dan Sadewa penitisan dari dewa kembar Aswin, dewa pengobatan.
    Masa kanak-kanak
    Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara yang bernama Duryodana dan 99 adiknya yang merupakan anak dari Dretarastra yang tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura. Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.

    BalasHapus
  23. pandawa

    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.
    Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan tidak secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:
    • Yudistira penitisan dari Dewa Yama, dewa akhirat;
    • Bima penitisan dari Dewa Bayu, dewa angin;
    • Arjuna penitisan dari Dewa Indra, dewa perang;
    • Nakula dan Sadewa penitisan dari dewa kembar Aswin, dewa pengobatan.
    Masa kanak-kanak
    Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara yang bernama Duryodana dan 99 adiknya yang merupakan anak dari Dretarastra yang tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura. Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.

    BalasHapus
  24. Gamelan, Orkestra a la Jawa

    Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

    Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

    Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

    Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

    Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

    Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

    Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

    Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.
    gamelan sound

    BalasHapus
  25. Gamelan, Orkestra a la Jawa

    Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

    Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

    Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

    Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

    Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

    Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

    Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

    Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.
    gamelan sound. arya 9C 8

    BalasHapus
  26. NAMA:MIKAEL DIO KINAHYUNAN M .7B.27
    TUGAS KESDA

    TARI KECAK

    Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

    Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

    Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

    Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

    BalasHapus
  27. Tokoh wayang yang disukai:
    Hanoman (Sanskerta: हनुमान्; Hanumān) atau Hanumat (Sanskerta: हनुमत्; Hanumat), juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.


    Tokoh wayang yang tidak disukai:
    Arjuna (Sanskerta: अर्जुन; Arjuna) adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna juga merupakan salah orang yang sempat menyaksikan "wujud semesta" Kresna menjelang Bharatayuddha berlangsung. Ia juga menerima Bhagawadgita atau "Nyanyian Orang Suci", yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna masih segan untuk menunaikan kewajibannya.

    nama ; sava zeb ui
    kelas;7d/43

    BalasHapus
  28. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

    BalasHapus
  29. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

    BalasHapus
  30. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

    nadewa / 9c /28

    BalasHapus
  31. Tari Ratéb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.

    Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.

    Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.

    Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang.

    Keterkenalan tarian ini seperti saat ini tidak lepas dari peran salah seorang tokoh yang memperkenalkan tarian ini di pulau Jawa yaitu Marzuki Hasan atau biasa disapa Pak Uki.

    dicky/8c/15

    BalasHapus
  32. Tari Ratéb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.

    Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.

    Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.

    Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang.

    Keterkenalan tarian ini seperti saat ini tidak lepas dari peran salah seorang tokoh yang memperkenalkan tarian ini di pulau Jawa yaitu Marzuki Hasan atau biasa disapa Pak Uki.

    BalasHapus
  33. Seni Budaya
    Tarian

    SENI TARI JAWA TENGAH

    Tari sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa” berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh.
    Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan. Tari mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
    Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta. Macam-macam tariannya :

    Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Yang khusus di Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, yang mengambil ceritera Damarwulan.

    Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Tari semacam itu termasuk jenis kesenian tradisional, seperti :
    -- Dadung Ngawuk, Kuda Kepang, Incling, Dolalak, Tayuban, Jelantur, Ebeg,
    Ketek Ogleng, Barongan, Sintren, Lengger, dll.

    Pedoman tari tradisional itu sebagian besar mengutamakan gerak yang ritmis dan tempo yang tetap sehingga ketentuan-ketentuan geraknya tidaklah begitu ditentukan sekali. Jadi lebih bebas, lebih perseorangan.

    riko/9d/30

    BalasHapus
  34. Nama : Wahyu Ady Purnomo
    Kelas : VIIc
    No.Absen : 36

    Wayang yang tidak Saya Sukai
     BOGADENTA

    Sepeninggal resi bisma, prabu bogadenta diangkat menjadi senopati pengganti dengan pengapitnya kertipeya. Untuk menghadapinya, pandawa menampilkan arjuna sebagai senopti dengan werkudara sebagai pengapitnya. Dengan mengendarai gajah murdaningkung dengan sratinya dewi murdaningsih, prabu bogadenta mengamuk dengan hebatnya.
    Melihat keadaan itu, arjuna dengan kereta perangnya menempuh aliran wadyabala astina dan membawa pasukannya menerobos masuk ke dalam pertahanan kurawa sehingga barisan lawan terdesak mundur. Arjuna berhadapan langsung dengan prabu bogadenta. Perang tanding antara 2 panglima ini dimenangkan oleh arjuna. Prabu bogadenta beserta gajah dan sratinya mati sekaligus.
    Werkudara dengan gada pusakanya membabat hancur wadyabala astina, bergerak seperti banteng luka. Ia mendesak senopati pengapit kurawa, kertipeya, dan menghantamkan gadanya hingga dada kertipeya hancur.
    Prabu duryudana menyaksikan senopatinya gugur segera menunjuk penggantinya dan mengangkat prabu gardapati, raja puralaya sebagai senopati dan wresaya sebagai pengapitnya. Mengetahui perubahan siasat kurawa, pandawa lalu menggeser kedudukan senpati dan pengapitnya. Werkudara menjadi panglima dan arjuna sebagai pendamping.
    Akibat siasat prabu gardapati, yang memancing bima bergeser dari tempat kedudukannya ketempat yang tidak dikenal, maka werkudara dan arjuna terjebak ke dalam tempat yang berlumpur/embel/paluh. Tapi pada saat terakhir, werkudara dapat menangkap prabu gardapati dan wresaya untuk berpegangan naik keatas, sehingga keduanya terjerembab masuk ke dalam lumpur.
    Werkudara yang menggendong arjuna dengan memanjat punggung kedua lawannya segera meloncat keluar dari lumpur berbahaya itu. Prabu gardapati dan wresaya mati tenggelam dalam lumpur.

    BalasHapus
  35. Nama : Wahyu Ady Purnomo
    Kelas : VIIc
    No.Absen : 36

    Wayang yang Tidak Saya Sukai
     KRESNA
    Kresna berasal dari suku Yadawa, keturunan Yadu, salah satu anak Yayati. Suku Yadawa hidup sebagai penggembala, tinggal ditepi sungsi Yamuna, di Windawana barat. Pada waktu itu berkuasalh Kamsa raja Boja, anak Ugrasena. Setelah mengusir ayahnya, Kamsa memerintah Matura dekat Wrindawana. Ugrasena mempunyai saudara laki-laki bernama Dewaka. Dewaka mempunyai anak perempuan bernama Dewaki. Dewaki kawin dengan Wasudewa anak Sura, keturunan Yadu.
    Kisah kelahiran Kresna dimuat dalam kitab Wisnupurana dan Mahabharata. Diceritakan dewa Wisnu mencabut dua helai rambut putih dan hitam. Rambut itu dimasukkan dalam rahim Rohini dan Dewaki. Hamillah dua isteri Wasudewa itu. Rohini melahirkan Balarama, Dewaki melahirkan Kresna atau Kesawa. Wasudewa adalah saudara Kunti isteri Pandu. Maka Kresna adalah saudara sepupu tiga saudara Pandawa.
    Kresna anak periang dan besar di antara gembala. Kekuatan bahunya terkenal di tiga dunia. Ia membunuh raja Haya yang tinggal di hutan Yamuna, membunuh Danawa berwujud banteng dahsyat yang menakutkan, membunuh Pralambang, Naraka, Yamba, Pita, Asura dan Muru. Ia membunuh Kamsa yang dibnatu oleh Jarasanda. Bersama Balarama ia menghancurkan Sunaman saudara Kamsa dan raja Surasena. Kresna menang dalam sayembara bagi anak perempuan raja Gandara, mengalahkan Jarasanda, Sisupala, Samba dan menguasai kota para Ditya di tepi laut. Ia mengalahkan suku Angga dan Bangga. Di dasar laut ia megalahkan Waruna, di dasar bumi ia mengalahkan Pancajana dan memperoleh kerang Pancajanya. Bersama Arjuna memadamkan kemarahan Agni di hutan Kandawa dan memperoleh sanjata cakra. Ia mengacau Amarawati dengan kendaraan garuda, mengacau kota Indra dan melarikan Parijata.
    Kresna manaklukana raja Boja dan melarikan Rukmini, kemudian diperistrinya. Ia menghancurkan orang-orang Gandara, mengalahkan anak Nagnajit dan membebaskan raja Sudarsana dari tahanan musuh. Ia membunuh Pandya dengan kepingan daun pintu, menghancurkan orang-orang Kalingga di Dantakura.
    Kresna berhasil memulihkan kota Benares yang habis terbakar. Ia membunuh Ekalawya raja Nisada dan iblis Jamba. Bersama Balarama ia menaklukan raja Sunaman anak Ugrasena, kemudian menyerahkan kerajaan Mathura kepada Ugrasena. A menaklukan kota Sauba dan raja Salwa, dan memperoleh senjata Satagni yang sakti.
    Kresna menolong Indra untuk mengalahkan Naraka yang melarikan anting-anting permata milik Aditi dan dibawa ke Pragjotrisna. Kresna berhasil menewaskan Muru dan Oga, kemudian Naraka. Anting-anting permata berhasil direbut kembali dari tangan Naraka.
    Kresna adalah bangsawan Dwaraka, hadir dalm sayembara Drauoadi. Ia membantu memberi jawaban sayembara, sehingga Draupadi dapat diboyong oleh Arjuna.
    Ketika Pandaw menguasai Indraprastha Kresna mengunjungi mereka dan ikut berburu ke hutan Kandawa. Di hutan itu Kresna dan Arjuna memihak Agni yang ingin membakar hutan. Tetapi dihalang-halangi oleh Indra. Agni memberi Cakra dengan nama Wajranaba dan gada bernama Kaumodaki. Indra dapat dikalahkan, Agni membakar hutan Kandawa.
    Ketika Arjuna berkunjung ke Dwaraka diterima oleh Kresna dengan gembira. Pada waktu itu Arjuna jatuh cinta pada Subhadra, adik Kresna. Kresna menyetujui percintaan Subhadra dan Arjuna, tetapi Balarama menolak maksud Arjuna memperistri Subhadra.
    Ketika Yudhisthira ingin menyelenggarakan upacara korban Rajasuya, Kresna menyarnkan agar ia menaklukan Jarasanda raja Magada. Jarasanda diserang dan tewas. Tindakan itu dilakukan sebagai balasan ketika Kresna dipaksa meninggalkan Mathur dan pindah ke Dwaraka. Kresna menghadiri upacara korban Rajasuya, ditempat itu bertemu Sisupala yang istrinya telah dilarikan oleh Kresna. Sisupala menghina dan bersikap keras. Kresna berang, Sisupala di cakra, putus kepalanya.
    RS. Subalidinata

    BalasHapus
  36. Arjuna seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).

    Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain di gunung Himalaya.

    Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan yang selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda dengan Wrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.
    WAHYU ADY P./VIIC/36

    BalasHapus
  37. Nama : Wahyu Ady Purnomo
    Kelas : VIIc
    No.Absen : 36

    Wayang yang Saya Sukai
    GATOTKACA
    Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya itu. Namun pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
    Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata Konta.
    Pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri membawa senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
    Akan tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Namun ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.

    BalasHapus
  38. Tokoh wayang yang disukai :

    ~ KRESNA ~

    Prabu Kresna merupakan Raja Dwarawati, kerajaan para keturunan Yadu (Yadawa) dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah anak Basudewa, Raja Mandura. Ia (dengan nama kecil "Narayana") dilahirkan sebagai putera kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya dikenal sebagai Baladewa (alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Subadra, yang tak lain adalah istri dari Arjuna. Ia memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Istri isterinya adalah Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Anak-anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari.
    Pada perang Bharatayuddha, beliau adalah sais atau kusir Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dalam babak yang dinamakan Karna Tanding sebagai sais Arjuna, beliau memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan beliau dikenal sebagai Bhagawadgita.
    Kresna dikenal sebagai seorang yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, mengubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Ia juga memiliki senjata yang dinamakan Cakrabaswara yang mampu digunakan untuk menghancurkan dunia, pusaka-pusaka sakti, antara lain Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma, terompet kerang (Sangkala) Pancajahnya, Kaca Paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan.
    Setelah meninggalnya Prabu Baladewa (Resi Balarama), kakaknya, dan musnahnya seluruh Wangsa Wresni dan Yadawa, Prabu Kresna menginginkan moksa. Ia wafat dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.


    Tokoh wayang tidak disukai :

    ~ BURISRAWA ~

    Menurut versi Mahabharata, Burisrawa merupakan putra dari Somadatta raja Kerajaan Bahlika. Somadatta sendiri merupakan keturunan Kerajaan Kuru, jadi ia masih kerabat para Korawa dan Pandawa. Versi pewayangan Jawa menyebut Somadatta dengan ejaan Somadenta, dan merupakan nama lain Salya raja Kerajaan Mandaraka. Maka, Burisrawa pun secara otomatis disebut sebagai putra Salya. Salya versi Jawa menikah dengan Setyawati dan memiliki lima orang anak. Di antara kelima anak Salya, hanya Burisrawa yang memiliki wajah buruk seperti raksasa, sedangkan yang lainnya cantik dan tampan. Hal ini merupakan kutukan karena Salya semasa muda pernah membunuh mertuanya sendiri yang berwujud raksasa karena jijik. Burisrawa tidak tinggal di istana Mandaraka melainkan menyendiri di Kasatriyan Madyapura.
    Burisrawa mati di tangan Satyaki dengan bantuan Arjuna dalam perang Baratayuda. Dalam perjalanan menyusul Arjuna, Satyaki harus menghadapi Burisrawa. Satyaki yang sudah sangat letih dengan mudah dihajar Burisrawa sampai pingsan. Arjuna yang telah menemukan persembunyian Jayadrata didesak Kresna untuk berbalik membantu Satyaki. Arjuna pun melepaskan panah memotong lengan Burisrawa. Burisrawa marah menuduh Arjuna berbuat curang. Arjuna menjawab bahwa Burisrawa lebih dulu bersikap curang karena hendak membunuh Satyaki yang sedang pingsan. Apalagi pada hari sebelumnya, Burisrawa juga terlibat pengeroyokan Abimanyu. Burisrawa luluh mendengar jawaban Arjuna. Ia duduk bermeditasi menyesali segala perbuatan liciknya. Satyaki memenggal kepala Burisrawa. Burisrawa pun mati dalam damai.
    .
    Nama : Yustinus Denny R
    Kelas : 7A / 42

    BalasHapus
  39. Emo


    Emo
    Sumber aliran hardcore punk, indie rock

    Sumber kebudayaan Pertengahan 1980-an diWashington, D.C.

    Alat musik yang biasa digunakan vokal, gitar listrik, gitar bass, drum

    Popularitas arus utama awal 2000-an–sekarang
    Subgenre
    Screamo

    Versi-versi regional
    Washington, D.C. • Amerika Serikat Tengah Barat and Amerika Serikat Tengah • New Jersey dan Long Island

    Topik lainnya
    Daftar artis emo

    Emo adalah gaya musik rockdengan ciri khas musik yang melodius, disertai lirik yang ekspresif dan berisi pengakuan. Pada pertengahan 1980-an terdapat subbudaya hardcore punk di Washington, D.C.. Musik mereka disebut emotional hardcore atau emocore, perintisnya adalah Rites of Spring dan Embrace. Punk gaya baru yang dipelopori Rites of Spring juga disebut emotive hardcore. Sejalan dengan ditirunya gaya bermusik ini oleh grup-grup punk kontemporer Amerika, terjadi pergeseran dan perubahan bunyi musik dan arti, tercampur dengan pop punk dan indie rock, dan berpuncak pada awal tahun 1990-an dengan musik oleh Jawbreaker dan Sunny Day Real Estate. Pada pertengahan 1990-an grup-grup musik emo mulai bermunculan dari Amerika Serikat Tengah Barat dan Amerika Serikat Tengah, dan sejumlah label independen mulai menjadi spesialis emo. Emo mulai populer sebagai genre musik pada awal 2000-an mengikuti kesuksesan Jimmy Eat World dan Dashboard Confessional yang laris rekamannya hingga mendapat piringan platina, dan munculnya subgenre baru dari emo berupa screamo yang lebih agresif. Istilah emo dipakai oleh kritikus musik dan wartawan untuk menyebut musik yang dibawakan berbagai artis, termasuk Fall Out Boy dan My Chemical Romance, serta grup-grup yang unik seperti Coheed and Cambria dan Panic at the Disco.
    Selain mengacu kepada musik, emo secara umum sering dipakai untuk menggambarkan hubungan khusus antara penggemar dan artis, dan menjelaskan unsur-unsur yang terkait seperti busana, budaya, dan tingkah laku.


    Richardus Satrio Pandu Utomo
    9E/28

    BalasHapus
  40. The Lord of the Rings adalah novel kisah fantasi epik karangan J. R. R. Tolkien. Diterbitkan dalam tiga jilid pada tahun 1954 dan 1955, masing-masing jilid terdiri dari dua buku. Jilid pertama diberi judul The Fellowship of the Ring, jilid kedua The Two Towers dan jilid ketiga The Return of the King. Kisah ini ditulis dari tahun 1937 sampai 1949 dan menjadi salah satu karya sastra abad ke-20 yang paling populer dan diterjemahkan ke dalam 38 bahasa. Cerita dimulai ketika Bilbo Baggins berangkat meninggalkan Shire dan mewariskan hartanya ke pewarisnya, Frodo. Gandalf, seorang teman Bilbo, menasehati Frodo untuk berhati-hati dengan cincin yang menjadi salah satu warisan Bilbo. Tujuh belas tahun kemudian berlalu, dan Gandalf menyuruh Frodo untuk membawa cincin itu keluar dari Shire karena dewa kegelapan Sauron sedang mencari-cari cincin tersebut. Frodo, Samwise Gamgee dan Peregrin Took (atau Pippin) berangkat dan mereka bertemu dengan Ring-wraiths dalam perjalanan mereka. Setelah sampai di Brandyhall, mereka bertemu dengan Meriadoc Brandybuck (atau Merry) dan keempatnya mulai perjalanan mereka menuju Bree. Mereka hampir dibunuh Barrow-wights jika Tom Bombadil tidak menolong mereka.
    Ketika mereka sampai di Bree, mereka bertemu dengan seseorang misterius yang dipanggil dengan nama Strider. Sebuah surat dari Gandalf diberikan kepada Frodo, memberitahu bahwa Strider adalah teman Gandalf. Dalam surat itu, Frodo juga disuruh untuk pergi ke Rivendell. Strider menawarkan bantuannya kepada Frodo dan mereka pun menerimanya. Kelima tokoh ini pun akhirnya sampai di Rivendell, tetapi Frodo sempat ditusuk oleh pisau Morgul yang sangat mematikan.
    Setelah Frodo disembuhkan oleh Elrond, sang penguasa Rivendell, sebuah rapat diadakan. Rapat itu menceritakan sejarah cincin dan mereka memutuskan untuk menghancurkan Cincin dengan cara membuang Cincin itu ke Orodruin (atau Mount Doom) yang berada di Mordor. Sebuah grup yang beranggotakan Frodo, Sam, Merry, Pippin, Gandalf, Aragorn, Boromir, Legolas dan Gimli dibentuk. Grup ini melewatkan banyak bahaya. Gandalf jatuh ke dalam kegelapan ketika para pembawa cincin berada di dalam Moria. Boromir meninggal dibunuh sekelompok Orc yang bersenjatakan panah. Merry dan Pippin pun diculik para Orc dan Frodo dan Sam pergi berdua ke Mount Doom. Aragorn, Legolas dan Gimli, sebagai sisa Pembawa Cincin, memutuskan untuk menyelamatkan Merry dan Pippin. Mereka menyebut diri mereka sebagai Tiga Pemburu (The Three Hunters) dan mengejar para Orc sampai ke Hutan Fangorn. Tiga Pemburu bertemu dengan pasukan Rohan yang telah membunuh para Orc yang telah menculik Merry dan Pippin. Di Hutan Fangorn, Tiga Pemburu bertemu dengan Gandalf, yang ternyata hidup kembali. Gandalf menyuruh mereka semua untuk pergi ke Rohan dan membantu pasukan Rohan. Pada saat yang sama, Merry dan Pippin yang sudah berada di dalam Hutan Fangorn, pergi ke Isengard bersama para Ent yang ingin membalas dendam mereka terhadap Saruman, penghuni menara Orthanc di Isengard. Gandalf, Aragorn, Legolas dan Gimli berperang dalam Pertempuran Helm's Deep bersama para Rohirrim dan mereka menang. Setelah menang, mereka pergi ke Isengard dan bertemu dengan Merry dan Pippin. Pada saat ini, Frodo sedang berjalan menuju Mordor dan bertemu dengan Faramir, adik dari Boromir dan anak bungsu Denethor. Faramir memberikan Frodo makanan dan Frodo pun melanjutkan perjalanannya. (http://id.wikipedia.org/wiki/The_Lord_of_the_Rings) Benedictus Widodo 9E/6

    BalasHapus
  41. [Seni Jepang]

    Nagasaki Kunchi (長崎くんち?) atau Nagasaki Okunchi adalah festival musim gugur di kota Nagasaki, Jepang. Selama 3 hari penyelenggaraan (7 Oktober hingga 9 Oktober) ditampilkan atraksi kesenian seperti arak-arakan dan tari. Matsuri diadakan oleh ujiko Kuil Suwa yang bertempat tinggal di berbagai blok kota (chō) di dalam kota Nagasaki.

    Atraksi kesenian yang ditampilkan dalam festival ini mencerminkankan sejarah dan pengaruh budaya asing di Nagasaki. Tarian persembahan (hōnō odori) seperti Jaodori (Tari Naga), Kujira no Shiofuki (Paus Menyemburkan Air), Kokkodesho (taiko), dan tari Oranda Manzai dipengaruhi budaya Cina, Portugal, dan Belanda.

    Istilah kunchi dalam Nagasaki Kunchi berasal dari kata kunichi (9月9日?) (tanggal 9 bulan 9) yang bertepatan dengan Festival Bunga Seruni (Chōyō no Sekku) menurut kalender lama. Bila ditulis dengan aksara kanji, maka kunchi ditulis sebagai 宮日 atau 供日.

    Matsuri yang diselenggarakan Kuil Suwa ini ditetapkan pemerintah Jepang sebagai Warisan Budaya Nonbendawi Jepang sejak 3 Februari 1979. Bersama-sama dengan Hakata Okunchi dan Karatsu Kunchi, Nagasaki Kunchi termasuk salah satu dari tiga kunchi (festival musim gugur) terbesar di Kyushu.
    [sunting] Acara
    Kepala naga untuk Tari Naga di Nagasaki Kunchi

    Nagasaki Kunchi bermula dari tari komai (小舞?) (yōkyoku) yang dibawakan oleh dua orang wanita penghibur (yūjo) bernama Takao dan Otowa pada tahun 1634.[1] Pada awalnya perayaan ini dimaksudkan sebagai bentuk tekanan terhadap Kakure Kirishitan yang dilakukan pemerintah keshogunan.

    Kota Nagasaki sekarang ini terdiri dari 59 blok (dulu terdapat 77 blok) yang dibagi menjadi 7 kelompok tari yang beranggotakan 5 hingga 7 blok. Festival diselenggarakan oleh kelompok tari yang bertugas untuk tahun tersebut. Setiap blok memiliki kesenian khas yang disebut dashimono untuk dipersembahkan kepada kuil. Kesenian khas dari masing-masing blok antara lain berupa kendaraan berhias dalam bentuk perahu di sungai atau perahu Cina yang diberi roda.

    Setiap blok di kota Nagasaki mendapat kesempatan mempersembahkan kesenian khas masing-masing blok setiap 7 tahun sekali. Blok yang mendapat giliran pada tahun itu disebut Odori-chō (blok tari). Dimulai dari arak-arakan Kasahoko seberat kira-kira 150 kg yang memimpin prosesi, berbagai atraksi kesenian dipersembahkan ke hadapan Kuil Suwa. Sebagian besar kesenian seperti arak-arakan kawabune (perahu sungai) dan Tari Naga dimiliki oleh beberapa kelompok hingga dapat disaksikan hampir setiap tahun atau beberapa tahun sekali. Beberapa bentuk kesenian seperti taiko Kokkodesho dan Kujira no Shiofuki merupakan kesenian khas milik sebuah blok, dan hanya dapat disaksikan setiap 7 tahun sekali.

    [Michael Christian/9E/20]

    BalasHapus
  42. Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi"


    tokoh yang jahat :
    DURYUDANA
    Duryodana (Sansekerta: दुर्योधन; Duryodhana) atau Suyodana adalah tokoh antagonis yang utama dalam wiracarita Mahabharata, musuh utama para Pandawa. Duryodana merupakan inkarnasi dari Iblis Kali. Ia lahir dari pasangan Dretarastra dan Gandari. Duryodana merupakan saudara yang tertua di antara seratus Korawa. Ia menjabat sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya di Hastinapura.
    Duryodana menikah dengan puteri Prabu Salya dan mempunyai putera bernama Laksmana (Laksmanakumara). Duryodana digambarkan sangat licik dan kejam, meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh hasutan karena tidak berpikir panjang dan terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Karena hasutan Sangkuni, yaitu pamannya yag licik dan berlidah tajam, ia dan saudara-saudaranya senang memulai pertengkaran dengan pihak Pandawa. Dalam perang Bharatayuddha, bendera keagungannya berlambang ular kobra. Ia dikalahkan oleh Bima pada pertempuran di hari kedelapan belas karena pahanya dipukul dengan gada.

    BalasHapus
  43. Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi"

    tokoh yang jahat :
    DURYUDANA
    Duryodana (Sansekerta: दुर्योधन; Duryodhana) atau Suyodana adalah tokoh antagonis yang utama dalam wiracarita Mahabharata, musuh utama para Pandawa. Duryodana merupakan inkarnasi dari Iblis Kali. Ia lahir dari pasangan Dretarastra dan Gandari. Duryodana merupakan saudara yang tertua di antara seratus Korawa. Ia menjabat sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya di Hastinapura.
    Duryodana menikah dengan puteri Prabu Salya dan mempunyai putera bernama Laksmana (Laksmanakumara). Duryodana digambarkan sangat licik dan kejam, meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh hasutan karena tidak berpikir panjang dan terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Karena hasutan Sangkuni, yaitu pamannya yag licik dan berlidah tajam, ia dan saudara-saudaranya senang memulai pertengkaran dengan pihak Pandawa. Dalam perang Bharatayuddha, bendera keagungannya berlambang ular kobra. Ia dikalahkan oleh Bima pada pertempuran di hari kedelapan belas karena pahanya dipukul dengan gada.

    Duryodana memiliki sifat iri hati terhadap kekayaan Yudistira serta kemegahannya di Indraprastha. Terlebih lagi kepada para Pandawa lainnya yang selalu membuat hatinya jengkel. Berbagai usaha ingin dilakukannya untuk menyingkirkan para Pandawa, namun selalu gagal berkat perlindungan Kresna. Duryodana memiliki seorang paman bernama Sangkuni. Sifatnya sangat licik dan senang melontarkan ide-ide buruk untuk mempengaruhi keponakannya tersebut.

    BalasHapus
  44. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
    A Febriyan N/9a/3

    BalasHapus
  45. Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi"

    , Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.



    tokoh yang jahat :
    DURYUDANA
    Duryodana (Sansekerta: दुर्योधन; Duryodhana) atau Suyodana adalah tokoh antagonis yang utama dalam wiracarita Mahabharata, musuh utama para Pandawa. Duryodana merupakan inkarnasi dari Iblis Kali. Ia lahir dari pasangan Dretarastra dan Gandari. Duryodana merupakan saudara yang tertua di antara seratus Korawa. Ia menjabat sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya di Hastinapura.
    Duryodana menikah dengan puteri Prabu Salya dan mempunyai putera bernama Laksmana (Laksmanakumara). Duryodana digambarkan sangat licik dan kejam, meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh hasutan karena tidak berpikir panjang dan terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Karena hasutan Sangkuni, yaitu pamannya yag licik dan berlidah tajam, ia dan saudara-saudaranya senang memulai pertengkaran dengan pihak Pandawa. Dalam perang Bharatayuddha, bendera keagungannya berlambang ular kobra. Ia dikalahkan oleh Bima pada pertempuran di hari kedelapan belas karena pahanya dipukul dengan gada.

    Duryodana memiliki sifat iri hati terhadap kekayaan Yudistira serta kemegahannya di Indraprastha. Terlebih lagi kepada para Pandawa lainnya yang selalu membuat hatinya jengkel. Berbagai usaha ingin dilakukannya untuk menyingkirkan para Pandawa, namun selalu gagal berkat perlindungan Kresna. Duryodana memiliki seorang paman bernama Sangkuni. Sifatnya sangat licik dan senang melontarkan ide-ide buruk untuk mempengaruhi keponakannya tersebut.

    Ignatius loyola yuda krisyulianto
    7D / 17

    BalasHapus
  46. Tari Jawa
    Saka Wikipédia, Ènsiklopédhi Bébas ing basa Jawa / Saking Wikipédia, Bauwarna Mardika mawi basa Jawi
    Langsung menyang: pandhu arah, golèk

    Dewi Sinta, sendratari Ramayana, Wayang Wong ing Prambanan.
    Tari Bedhaya KetawangSeni Tari Jawa kuwi awujud seni tari kang adi luhung, sakral lan relijius. Tari Jawa akèh jinisé,ing antarané Srimpi, Bedhaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Khusus ing Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, kang njupuk saka crita Damarwulan.

    Tari kang kawentar ing Kraton Solo antara liya Bedhaya Ketawang lan Srimpi. Miturut kitab Wredhapradhangga kang dianggep pangripta tari Bedhaya Ketawang kuwi panjenengané Sultan Agung (1613-1645) raja kapisan krajan Mataram. Tari Bedhoyo Ketawang ora mung ditampilaké nalika jumenengan nata anyarananging uga saben taun sepisan ing dina jumenengan utawa Tingalan Dalem Jumenengan.

    Bab lan Paragraf [delikna]
    1 Jenis Tari Bedhaya
    2 Bedhaya Ketawang
    2.1 Sandhangan penari
    2.2 Tembang lan Gamelan
    2.3 Rakitan penari
    3 Srimpi
    4 Jinis Tari Srimpi
    5 Tari Jawa Modhèrn
    6 Wacan
    7 Pranala njaba


    [sunting] Jenis Tari Bedhaya
    Bedhaya Ketawang suwéné (durasi) tarian 130 menit
    Bedhaya Pangkur suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Duradasih suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Mangunkarya suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Sinom suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Endhol-endhol suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Gandrungmanis suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Kabor suwéné (durasi) tarian 60 menit
    Bedhaya Tejanata suwéné (durasi) tarian 60 menit
    [sunting] Bedhaya Ketawang
    Kaistiméwan Tari Bedhaya Ketawang:

    Pilihan dina latihan lan penampilan saben Selasa Kliwon (Anggara Kasih).
    Lakuné para penari nalika metu lan mlebu menyang Dalem Ageng tansah ngiteri Sinuhun kanthi arah manengen.
    Sandhangan para penari lan gendhing / tembang kudu manut paugeran kang ana
    [sunting] Sandhangan penari
    Dodot banguntulak.
    Lapisan ngisor nganggo cindhé kembang, awarna ungu, lengkap nganggo pendhing bermata lan bunta.
    Riasan pasuryan kaya riasan temanten putri.
    Sanggul bokor mengkureb lengkap kanthi perhiasan-perhiasané, kang dumadi saka: centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul lan ngango tiba dhadha (untaian rangkaian kembang kang digantungaké ing dada bagian tengen).
    [sunting] Tembang lan Gamelan
    Tembang kang dialunaké para swarawati nggambaraké rayuan kang bisa nuwuhaké rasa birahi.
    Gamelan kang dipigunakaké arupa gemelan laras pelog, tanpa keprak
    [sunting] Rakitan penari
    Rakitan tari lan jeneng paragané béda-béda. Ing larikan ngarep para penari lungguh lan njogèd kanthi urutan kaya mangkéné:
    Batak
    Endhel ajeg
    Endhel weton
    Apit ngarep
    Apit mburi
    Apit meneg
    Gulu
    Dhada
    Boncit
    Jroning mbeksa mesthi waé urutané ora tetep nanging owah-owah miturut adegané, nanging ana ing panutup tari banjur lungguh manèh jèjèr telu-telu. Sawisé kuwi iring-iringan mlebu menyang Dalem Ageng, uga kanthi ngiteri sakiwané Sinuhun.

    [sunting] Srimpi
    Saliyanén tarian kang sakral mau Kraton Kasunanan/Pakubuwono uga nyiptakaké tarian liya kayata Tari Srimpi, yaiku tarian kang nggambaraké perang tanding loro satria.

    [sunting] Jinis Tari Srimpi
    Srimpi padelori
    Andong-andong
    Arjuno Mangsah
    Dhempel Sangopati
    Elo-elo
    Dempel
    Gambir sawit
    Muncar
    Gandokusuma
    Srimpi lobong
    [sunting] Tari Jawa Modhèrn
    Tari Golèk
    Tari Bondhan
    Tari Kelana Topeng
    Tari Gambiranom
    Tari Gagrag anyar

    BalasHapus
  47. eliaki marwan G. (8b/21)
    Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950an dan dibuat ualng oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965 .

    Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek untuk menarik hati sang betina.
    Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang tampak seperti tarian yang gemulai untuk menampilkan pesona dirinya yang terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual perkawinan mereka.
    Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap digunakan sebagai tarian persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria menuju pelaminan.
    Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas burung merak dan ciri khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari dengan satu gerakan yang anggun menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung merak yang disebut singer yg akan bergoyang setiap penari menggerakkan kepalanya.
    Dalam setiap acara tari Merak paling sering ditampilkan terutama untuk menyambut tamu agung atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama budaya Pasundan ke tingkat Internasional.
    Tidak ada artikel terkait.

    BalasHapus
  48. Kemunculan tari jaipongan 1980 an yang lahir dari kekreatifitasan para seniman Bandung yang dikenal dengan Gugum Gumbira , pada awalnya tarian tersebut pengembangan dari ketuk tilu apabila dilihat dari perkembangannya dan dasar koreografernya. Kata jaipong bersal dari masyarakat Karawang yang bersal dari bunyi kendang sebagai iringan tari rakyat yang menurut mereka berbunyi jaipong yang secara onomotofe . tepak kendang tersebut sebagai iringan tari pergaulan dalam kesenian banjidoran yang berasal dari Subang dan Karawang yang akhirnya menjadi populer dengan istilah jaipongan.

    Karya jaipongan pertama yang diciptakan oleh Gugum Gumbira adalah tari daun pulus keser bojong dan tari Raden Bojong yang berpasangan putra- putri. Tarian tersebut sangat digemari dan populer di seluruh Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung karya lain yang diciptakan oleh Gugum diantaranya toka-toka, setra sari, sonteng, pencug, kuntul mangut, iring-iring daun puring , rawayan, kaum anten dll. juga para penari yang populer diantaranya seperti Iceu Efendi, Yumiati Mandiri, Mimin Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Diar, Asep Safat.

    Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerak dari tari yang dinamis dan tabuhan kendang membawa mereka untuk menggerakan tubuhnya untuk menari sehingga tari jaipongan sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat yang oadasetiap tampil pada acara- acara khusus dan besar samapai kenegaraan. Pengaruh tarian jaipongan merambah sampai Jawa Tengan dan Timur , Bali bahkan Sumatra yang dikembangkan para seniman luar Jawa Barat.

    Penari jaipongan terdiri dari Tunggal, rampak / kolosal

    a. rampak sejenis

    b. Rampak berpasangan

    c. Tunggal laki-laki dan tunggal perempuan

    d. Berpasangan laki- laki / perempuan

    Karawitan jaipongan terdiri dari karawitan sederhana yang biasa digunakan pertunjukan ketuk tilu yaitu

    1. kendang
    2. ketuk
    3. rebab
    4. goong
    5. kecrek
    6. sinden

    Untuk karawitan lengkap memakai gamelan yang biasa dipakai pada karawitan wayang golek seperti

    1. kendang
    2. sarin I, II
    3. bonang
    4. rincik
    5. demung
    6. rebab
    7. kecrek
    8. sinden
    9. goong
    10. juru alok

    tata busana tari jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan busana ketuk tilu untuk yang kreasi biasanya lebih glamor dengan tetap memakai pola tradisionalseperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang busananya lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas bergerak . Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari jaipongan banyak ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal juga tampil di Hotel berbintang dan penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai belahan dunia. nanda 9D

    BalasHapus
  49. Pandawa


    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.

    Nama:Kevin Setiawan Surya
    Kelas:9C
    No.Absen:22

    BalasHapus
  50. WAYANG KULIT BANJAR
    Sejarah
    Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan (Tjilik Riwut, 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit.
    Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama R. Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa ) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit untuk dimengerti masyarakat setempat.

    Spesifikasi
    Sekarang Wayang Kulit Banjar , telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna , ataupun tata-cara memainkannya, walaupun tokoh-tokoh wayang cenderung mengikuti pakem pewayangan dan juga dikembangkan dari tokoh dan perlambang masyarakat Banjar , seperti terdapatnya gunungan/kayon, Batara Narada, Arjunawijaya, jambu Leta Petruk, Sarawita/Bilung, Subali, R.Hanoman,Prabu Rama, Kedakit Klawu atau Raksasa dan lainnya.

    Nama:Kikie Wijaya
    Kls/no:9C/24

    BalasHapus
  51. WAYANG KULIT BANJAR
    Sejarah
    Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan (Tjilik Riwut, 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit.
    Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama R. Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa ) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit untuk dimengerti masyarakat setempat.

    Spesifikasi
    Sekarang Wayang Kulit Banjar , telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna , ataupun tata-cara memainkannya, walaupun tokoh-tokoh wayang cenderung mengikuti pakem pewayangan dan juga dikembangkan dari tokoh dan perlambang masyarakat Banjar , seperti terdapatnya gunungan/kayon, Batara Narada, Arjunawijaya, jambu Leta Petruk, Sarawita/Bilung, Subali, R.Hanoman,Prabu Rama, Kedakit Klawu atau Raksasa dan lainnya.

    Nama:Kikie Wijaya
    Kls/no:9C/24

    BalasHapus
  52. Tokoh wayang yang disukai :
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.


    tokoh wayang yang tidak disukai:
    Rahwana,Dalam mitologi Hindu, Rahwana (Devanagari: रावण, IAST Rāvaṇa; kadangkala dialihaksarakan sebagai Raavana dan Ravan atau Revana) adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap Rama dalam Sastra Hindu, Ramayana. Dalam kisah, ia merupakan Raja Alengka, sekaligus Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu.

    Rawana dilukiskan dalam kesenian dengan sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena punya sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (दशमुख, bermuka sepuluh), "Dasagriva" (दशग्रीव, berleher sepuluh) dan "Dasakanta" (दशकण्ठ, berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia juga dikatakan sebagai ksatria besar.

    Nama: Gading Condro P
    Kelas/no:7D/14

    BalasHapus
  53. Seni tari
    Tari saman
    Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

    Nama:Gading Condro P
    Kelas/no:7D/14

    BalasHapus
  54. Pandawa


    Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Sanskerta: पाण्डु ;Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
    Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.


    Nama:Kevin Setiawan Surya
    Kelas:9C
    No.Absen:22

    BalasHapus
  55. Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.

    h musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat

    valentino.F.G.T
    7D/36

    BalasHapus
  56. Nama: L. Steven
    Kelas: VIIIB
    No: 27

    Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

    Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

    Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.

    Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

    BalasHapus
  57. Seni
    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
    Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini(+)
    Ini adalah revisi stabil yang terakhir, dilihat pada 1 Agustus 2010. Drafnya memiliki 1 perubahan yang diusulkan.

    Akurasi Terperiksa
    Langsung ke: navigasi, cari

    Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

    Ivan yosia R. 9D/22

    BalasHapus
  58. Tarian tradisional Melayu


    Pada mulanya, Zapin adalah tarian yang bertumpu pada gerak kaki dengan iringan musik gambus dan marwas di pesisir Melayu. Seni tradisional yang tumbuh sejak abad ke-13 Masehi itu lantas melahirkan berbagai kreasi tari dan musik baru. Kini, di pentas nasional, Zapin menelusupkan warna Melayu yang rancak-mendayu.

    Orang yang setia dengan tari Zapin tradisional barangkali bakal terkejut menyaksikan Semarak Zapin Serantau yang diselenggarakan Dewan Kesenian Kabupaten Bengkalis, Riau, awal September lalu. Festival yang diikuti kelompok-kelompok penari dari berbagai daerah dan Singapura itu ternyata lebih banyak menyajikan tarian hasil kreasi baru ketimbang tarian Zapin klasik yang baku. Selain kemeriahan, acara itu menyuguhkan keberagaman ekspresi Zapin zaman sekarang.

    Tari Gasing Bersiku karya koreografer Iwan Irawan Permadi yang dibawakan para penari dari Pusat Latihan Tari (PLT) Laksemana, Pekanbaru, menyajikan tarian yang berbeda dengan lazimnya Zapin. Sejumlah penari laki-laki dan perempuan meliuk-liuk dan berputar bersama di atas panggung, Ragam gerak Zapin tradisional Riau yang dicau –seperti pecah delapan, gelek, atau titi batang– nyaris tenggelam di antara eksplorasi gerak tari yang bebas.

    Penampilan PLT Awang Sambang dari Tanjung Balai Karimun lebih atraktif lagi. Tiga penari laki-laki dan dua perempuan berjingkrak dan melompat-lompat di atas pangung dalam tari Zapin Berawal Salam. Para penari dari Majlis Pusat Kirana Seni atas Singapura memakai tongkat dalam tari Kreasi Baru. Begitu juga Sanggar Panglima yang menampilkan tari Tuah Negeri yang memanfaatkan payung untuk menari.

    “Wah, itu sudah bukan Zapin tradisi lagi. Lebih tepat dibilang hasil kreasi baru,” kata Muhammad Yazid (80), tokoh penari Zapin sepuh di Bengkalis, yang kiat mengajarkan ragam gerak Zapin tradisional.

    Gerakan yang bebas, musik campura, dan dengan alat peraga memang bukan ciri Zapin tradisional. Dalam pakem lama, penari dituntut tampil lebih santun. Meski bergerak mengikuti pola-lantai, gerakan tangan dan kaki masih tetap rapat. Kaki tidak boleh mengangkang, tangan tak bisa diangkat tinggi-tinggi.

    Pakaian penari biasanya hanya baju kurung atau cekak musang yang dililit kain sarung atau songket di pinggang. Iringan musik sederhana dihasilkan dari tepakan marwas dan petikan gambus serta lantunan syair-syair Melayu. Irama musik dan gerak diulang-ulang agak monoton.

    “Kami memberi sentuhan baru pada Zapin. Kami tak hendak merusak pakem lama, tapi justru mengembangkan karya baru,” kata Iwan Irawan Permadi, memberikan alasan atas karyanya yang tampak “melenceng” dari pakem Zapin tradisi itu.

    Raka/9c/16

    BalasHapus
  59. gatot kaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".

    -Tokoh yang jahat-
    BURISRAWA

    Menurut versi Mahabharata, Burisrawa merupakan putra dari Somadatta raja Kerajaan Bahlika. Somadatta sendiri merupakan keturunan Kerajaan Kuru, jadi ia masih kerabat para Korawa dan Pandawa. Versi pewayangan Jawa menyebut Somadatta dengan ejaan Somadenta, dan merupakan nama lain Salya raja Kerajaan Mandaraka. Maka, Burisrawa pun secara otomatis disebut sebagai putra Salya. Salya versi Jawa menikah dengan Setyawati dan memiliki lima orang anak. Di antara kelima anak Salya, hanya Burisrawa yang memiliki wajah buruk seperti raksasa, sedangkan yang lainnya cantik dan tampan. Hal ini merupakan kutukan karena Salya semasa muda pernah membunuh mertuanya sendiri yang berwujud raksasa karena jijik. Burisrawa tidak tinggal di istana Mandaraka melainkan menyendiri di Kasatriyan Madyapura.
    Burisrawa mati di tangan Satyaki dengan bantuan Arjuna dalam perang Baratayuda. Dalam perjalanan menyusul Arjuna, Satyaki harus menghadapi Burisrawa. Satyaki yang sudah sangat letih dengan mudah dihajar Burisrawa sampai pingsan. Arjuna yang telah menemukan persembunyian Jayadrata didesak Kresna untuk berbalik membantu Satyaki. Arjuna pun melepaskan panah memotong lengan Burisrawa. Burisrawa marah menuduh Arjuna berbuat curang. Arjuna menjawab bahwa Burisrawa lebih dulu bersikap curang karena hendak membunuh Satyaki yang sedang pingsan. Apalagi pada hari sebelumnya, Burisrawa juga terlibat pengeroyokan Abimanyu. Burisrawa luluh mendengar jawaban Arjuna. Ia duduk bermeditasi menyesali segala perbuatan liciknya. Satyaki memenggal kepala Burisrawa. Burisrawa pun mati dalam damai.

    BalasHapus
  60. Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".

    tokoh wayang yg jahat
    BURISRAWA

    Menurut versi Mahabharata, Burisrawa merupakan putra dari Somadatta raja Kerajaan Bahlika. Somadatta sendiri merupakan keturunan Kerajaan Kuru, jadi ia masih kerabat para Korawa dan Pandawa. Versi pewayangan Jawa menyebut Somadatta dengan ejaan Somadenta, dan merupakan nama lain Salya raja Kerajaan Mandaraka. Maka, Burisrawa pun secara otomatis disebut sebagai putra Salya. Salya versi Jawa menikah dengan Setyawati dan memiliki lima orang anak. Di antara kelima anak Salya, hanya Burisrawa yang memiliki wajah buruk seperti raksasa, sedangkan yang lainnya cantik dan tampan. Hal ini merupakan kutukan karena Salya semasa muda pernah membunuh mertuanya sendiri yang berwujud raksasa karena jijik. Burisrawa tidak tinggal di istana Mandaraka melainkan menyendiri di Kasatriyan Madyapura.
    Burisrawa mati di tangan Satyaki dengan bantuan Arjuna dalam perang Baratayuda. Dalam perjalanan menyusul Arjuna, Satyaki harus menghadapi Burisrawa. Satyaki yang sudah sangat letih dengan mudah dihajar Burisrawa sampai pingsan. Arjuna yang telah menemukan persembunyian Jayadrata didesak Kresna untuk berbalik membantu Satyaki. Arjuna pun melepaskan panah memotong lengan Burisrawa. Burisrawa marah menuduh Arjuna berbuat curang. Arjuna menjawab bahwa Burisrawa lebih dulu bersikap curang karena hendak membunuh Satyaki yang sedang pingsan. Apalagi pada hari sebelumnya, Burisrawa juga terlibat pengeroyokan Abimanyu. Burisrawa luluh mendengar jawaban Arjuna. Ia duduk bermeditasi menyesali segala perbuatan liciknya. Satyaki memenggal kepala Burisrawa. Burisrawa pun mati dalam damai.


    Vincentius V
    7c/34
    tugas wayang yg di sukai dan wayang yg jahat

    BalasHapus
  61. Jatilan
    Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa.
    Mengenai asal-usul atau awal mula dari kesenian jatilan ini, tidak ada catatan sejarah yang dapat, hanya cerita-cerita verbal yang berkembang dari satu generasi kegenerasi lain. Dalam hal ini, ada beberapa versi tentang asal-usul atau awal mula adanya kesenian jatilan ini, diantaranya adalah sebagai berikut. Konon, jatilan ini yang menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari bambu ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan, bahwa jatilan menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Adapun versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, raja Mataram untuk mengadapi pasukan Belanda.
    Di samping para penari dan para pemain gamelan, dalam pagelaran jatilan pasti ada pawang roh yaitu orang yang bisa “mengendalikan”roh-roh halus yang merasuki para penari. Pawang dalam setiap pertunjukan jatilan ini adalah orang yang paling penting karena berperan sebagai pengendali sekaligus pengatur lancarnya pertunjukan dan menjamin keselamatan para pemainnya. Tugas lain dari pawang adalah menyadarkan atau mengeluarkan roh halus yang merasuki penari jika dirasa sudah cukup lama atau roh yang merasukinya telah menjadi sulit untuk dikendalikan.
    Selain melakukan gerakan-gerakan yang sangat dinamis mengikuti suara gamelan pengiring, para penari itu juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tidak dapat dinalar oleh akal sehat. Di antaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam seperti silet, pecahan kaca, dll terluka atau merasakan sakit. Atraksi ini dipercaya merefleksikan kekuatan supranatural yang pada jaman dahulu berkembang di lingkungan kerajaan Jawa, dan merupakan aspek nonmiliter yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.
    Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional jatilan ini seringkali juga mengandung unsur ritual karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang atau dukun melakukan suatu ritual yang intinya memohon ijin pada yang menguasai tempat tersebut yang biasanya ditempat terbuka supaya tidak menggangu jalannya pagelaran dan demi keselamatan para penarinya.
    Pagelaran ini seperti pagelaran seni yang lainnya yang umumnya mempunyai suatu alur cerita. Jadi biasanya jatilan ini membawakan sebuah cerita yang disampaikan dalam bentuk tarian. Saat ini tidak banyak orang yang melihat pertunjukan seni dari sisi pakem bentuk kesenian tersebut melainkan dari sisi hiburannya, yang mereka lihat dan lebih mereka senangi adalah bagian dimana para pemain jathilan ini seperti kerasukan dan melakukan atraksi-atraksi berbahaya. Jadi masyarakat melihat Jathilan sebagai sebuah pertunjukan tempat pemain kerasukan. Bukan sebagai pertunjukan yang ingin bercerita tentang suatu kisah.
    Setelah pertunjukan warok-warokan selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan tarian oleh pasukan buto yang berjumlah sepuluh orang penari. Tarian ini sebagai kreasi atau sebagai perkembangan dari pertunjukkan jatilan untuk lebih memeriahkan pertunjukan jatilan dan menarik perhatian warga untuk menyaksikan. Gerakan-gerakan tarian ini sangat dinamis dan enerjik, gerakan yang serempak para penari membuat para penonton terpesona.

    Tugas Kesda
    Yosafat Angga Praditya Nugroho
    SMP REGINA PACIS SURAKARTA

    BalasHapus
  62. Jika ada yang pertama, tentu akan ada yang kedua. Jika yang pertama telah memberi pengalaman berharga, maka yang kedua haruslah lebih baik.
    TAHUN 2009 lalu, tepatnya selama empat malam (7-10 Agustus), Solo International Performing Arts (SIPA) digelar untuk kali yang pertama. Kini di tahun 2010, tepatnya selama tiga malam (16 – 18 Juli mendatang), SIPA akan segera hadir untuk kali yang kedua.
    Lalu bayangan seperti apakah yang akan terungkap pada SIPA 2010? Apakah dengan beragam seni pertunjukan akan menghidupkan kembali pesona istana Mangkunegaran yang sarat nilai heritage? Ataukah (juga) dengan seni pertunjukan ingin menghadirkan kembali ribuan masyarakat dari dalam dan luar negeri untuk berduyun datang setiap malam ke sana?
    Tentu kondisi yang pernah terjadi pada SIPA 2009 tersebut tetap akan menjadi tujuan. Sebab di antaranya dari sanalah maksud membumikan Kota Solo (semangat SIPA) itu akan bisa dicapai. Namun lebih dari itu, sebagaimana yang kedua harus lebih baik dari yang pertama, ada harapan lain yang harus terus berkembang.
    Maka pada mulanya memang seni pertunjukan. Lalu dari keberagaman bentuk dan kultur seni pertunjukan itu, energinya disatukan dalam sebuah semangat SIPA. Namun seterusnya, SIPA harus bisa memberdayakan diri. Berawal dari estetika panggung pertunjukan, dampaknya harus bisa dilebarkan tak hanya di wilayah budaya tapi bahkan juga ekonomi dan sosial.
    Itulah SIPA 2010, yang ingin membumikan Kota Solo dan atau bila perlu juga Nusantara.
    H Alvian Putra L (8E/17)

    BalasHapus
  63. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama: Daniel Bram Chandra Saputra
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  64. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama:Daniel Bram Chandra Saputra
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  65. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama:Daniel Bram Chandra S
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  66. Sejarah Semar
    Menurut sejarawan Prof. Dr. Slamet Muljana, tokoh Semar pertama kali ditemukan dalam karya sastra zaman Kerajaan Majapahit berjudul Sudamala. Selain dalam bentuk kakawin, kisah Sudamala juga dipahat sebagai relief dalam Candi Sukuh yang berangka tahun 1439.
    Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu Sahadewa dari keluarga Pandawa. Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.
    Pada zaman berikutnya, ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah. Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa. Salah satu ulama yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya Sunan Kalijaga. Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
    Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melaikan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa.
    Cakil merupakan seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang daripada rahang atas. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan tidak dapat ditemui di India.
    Dalam sebuah pertunjukan wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjuna ataupun tokoh satria yang baru turun gunung dalam adegan Perang Kembang. Tokoh ini hanya merupakan tokoh humoristis saja yang tidak serius namun sebenarnya Cakil adalah melambangkan tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan karena dalam perang kembang tersebut cakil selalu tewas karena kerisnya sendiri.
    Cakil merupakan tokoh asli kreativitas Indonesia. Cakil bukanlah nama, melainkan sebutan untuk raksasa yang berwajah dengan gigi taring panjang di bibir bawah hingga melewati bibir atas tersebut. Ia bisa diberi nama apa saja oleh Dalang yang memainkannya, kadang bernama Ditya Gendirpenjalin, kadang juga bernama Gendringcaluring, Klanthangmimis, Kalapraceka, dan bahkan saya pernah menjumpai dalang menamainya Ditya Kala Plenthong.

    Cakil digambarkan berbeda dengan raksasa lain yang hanya satu tangannya bisa digerakkan. Tangan Cakil bisa digerakkan kedua-duanya. Hal ini diartikan sebagai penggambaran "sengkalan memet": “tangan yaksa satataning janma” yang kurang lebih berarti tangan raksasa layaknya tangan manusia. Kata-kata tersebut mengandung watak bilangan sebagai berikut, tangan:2, yaksa:5, satataning:5, jalma:1. Jika dibaca terbalik maka akan menghasilkan angka Tahun Jawa 1552, atau 1630 Masehi yang merupakan tahun diciptakannya tokoh Cakil.

    Dalam pewayangan, Cakil bersuara kecil, melengking dengan gaya bicaranya cepat. Meski yang diajak berbicara berhadap-hadapan tapi ia seperti bicara dengan orang di kejauhan. Cakil dalam pewayangan merupakan tokoh raksasa yang bertugas sebagai penjaga batas wilayah suatu negara. Jika ada satria (paling sering Arjuna atau Abimanyu) yang melewati daerah tersebut dihadang sehingga kadang terjadi peperangan, yang disebut Perang Kembang. Oleh karena itu Cakil dalam pewayangan dimasukkan dalam kategori "Buta Begal".

    Ia umumnya ditemani oleh tiga raksasa yang berwarna tiga macam. Hal ini terkadang dihubungkan dengan simbolisasi nafsu-nafsu manusia, yakni nafsu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Cakil digambarkan sebagai raksasa yang lincah, mahir pencak, dengan gaya berkelahi yang diselingi tarian yang khas. Yang jelas dalam perang ia selalu mati terkena keris pusakanya sendiri. Cakil juga bisa diartikan sebagai tokoh yang gigih, dan setia pada tugas sampai titik darah penghabisan.




    Nama : Gesang Setya Adjie
    Kelas/No : 7c/11

    BalasHapus
  67. Kelahiran

    Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya itu. Namun pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
    Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata Konta.
    Pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri membawa senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
    Akan tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Namun ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.



    Alexander 7c/2

    BalasHapus
  68. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama:Daniel Bram Chandra S.
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  69. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama:Daniel Bram C.S.
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  70. Wayang
    Untuk kegunaan lain dari Wayang, lihat Wayang (disambiguasi).


    Batara Guru (Siwa) dalam bentuk seni wayang Jawa.


    Wayang Bali.
    Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
    Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
    Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
    Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
    Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
    Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".

    jenis-jenis wayang
    • Wayang Kulit
    1. Wayang Purwa
    2. Wayang Madya
    3. Wayang Gedog
    4. Wayang Dupara
    5. Wayang Wahyu
    6. Wayang Suluh
    7. Wayang Kancil
    8. Wayang Calonarang
    9. Wayang Krucil
    10. Wayang Ajen
    11. Wayang Sasak
    12. Wayang Sadat
    13. Wayang Parwa
    • Wayang Kayu
    1. Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
    2. Wayang Menak
    3. Wayang Papak / Wayang Cepak
    4. Wayang Klithik
    • Wayang Beber
    • Wayang Orang
    o Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
    o Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
    • Wayang Suket
    • Wayang Gung
    • Wayang Timplong
    • Wayang Arya
    • Wayang Potehi
    • Wayang Gambuh
    • Wayang Parwa
    • Wayang Cupak
    Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
    Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang dan bahasa Banjar.
    • Wayang Jawa Yogyakarta
    • Wayang Jawa Surakarta
    • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
    • Wayang Bali
    • Wayang Sasak (NTB)
    • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
    • Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
    • Wayang Betawi (Jakarta)
    • Wayang Cirebon (Jawa Barat)
    • Wayang Madura (sudah punah)
    • Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)


    TARI JARANAN TURONGGO YAKSO
    TARI JARANAN TURONGGO YAKSO merupakan kesenian asli kabupaten Trenggalek. Awalnya kesenian ini berasal dari "BARITAN" yaitu sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko sejak lama. Berkat jasa Bapak Puguh yang juga merupakan warga Dongko, dengan memperkenalkan kesenian Turonggo Yakso akhirnya kesenian ini mulai dikenal sebagai kesenian asli Trenggalek yaitu pada tahun 80-an....Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya....(sumber:TELUSUR RADIO ADS FM TRENGGALEK)


    Nama :lukasari
    Kelas :8b
    No :28

    BalasHapus
  71. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama:Daniel Bram C.S.
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  72. TOKOH YANG DISUKAI
    BIMASENA
    Bima (Sanskerta: भीम, bhīma) atau Bimasena (Sanskerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.

    TOKOH YANG TIDAK DISUKAI
    GATOTKACA
    Gatotkaca (bahasa Sanskerta: घटोत्कच; Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
    Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
    Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
    Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
    Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.

    Nama: Daniel Bram C.S.
    Kls/No:7A/9

    BalasHapus
  73. Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.

    Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.

    Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l'arte (Italia), l'art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).

    Yunani yang dipandang sebagai sumber kebudayaan Eropa walaupun sejak awal sejarahnya sudah mengenal filsafat dan juga fisafat seni, ternyata tidak juga memiliki kata yang dapat disejajarkan dengan pengertian kita sekarang tentang seni.

    RAHADITO B
    29/IXD

    BalasHapus
  74. Tari Kecak yang sering disebut "The Monkey Dance" bagi kalangan wisatawan merupakan tari dalam bentuk drama relative baru tetapi telah menjadi pertunjukkan yang sangat populer/terkenal dan telah menjadi pertunjukkan yang mesti ditonton baik bagi wisatawan domestik maupun luar negeri. Adegan-adegan tari kecak telah dipromosikan di beberapa poscard, buku petunjuk pariwisata dan lain-lainnya.

    Nama Kecak adalah adalah sebuah nama yang secara langsung diambil setelah suara "cak, cak" yang di ucapkan secara terus menerus sepanjang pertunjukan. Ada beberapa yang menerangkan bahwa kata atau suara “cak” sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting dan significant di dalam pertunjukan.

    Asal muasal tari kecak

    Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

    Perkembangan Tari Kecak Di Bali

    Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.

    Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan kegiatan seperti festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.

    Pola Tari Kecak

    Sebagai suatu pertunjukan tari kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.andre/8c/6

    BalasHapus
  75. Tugas Kesenian Daerah:

    Musik Nusantara
    Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.

    Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.

    Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

    Kesimpulan
    Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang menunjukkan cirri keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana atau media ritual, media hiburan media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.


    Nama: Avin Loesyawan
    Kelas: 9E
    Absen: 5

    BalasHapus
  76. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
    ANDI KUSUMO 8D\01

    BalasHapus
  77. TARI JANGER
    Tentunya anda pernah mendengar kesenian Janger kan? Mungkin Janger dari Bali...betul? Sebenarnya kesenian yang bernama Janger ini bukan hanya dimiliki oleh Pulau Bali, namun juga daerah-daerah sekitarnya yakni Lombok dan Banyuwangi. Bentuk Janger di Lombok sama dengan Bali, yakni berupa tarian pergaulan yang genrenya serupa dengan gandrung Banyuwangi, gandrung Bali dan gandrung Sasak, akan tetapi khusus untuk wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, kesenian Janger ini berupa pementasan teater rakyat.
    Asal-Usul dan Sejarah
    Selain disebut Janger, kesenian ini juga disebut sebagai Dhamarulan ataupun sebagian kalangan menyebutnya Jinggoan. Asal mula kesenian ini bermula dari seorang pedagang asal Banyuwangi yang menyukai kesenian teater Andhe-Andhe Lumut yang populer pada masa tahun 1920an. Dia yang biasa berdagang sapi ke Bali menyaksikan kesenian Arja, dan tertarik membawa perangkat-perangkatnya untuk dibawa pulang ke Banyuwangi. Orang ini bekerjasama dengan seniman yang dijuluki Singo Bali akhirnya memadukan Andhe-andhe Lumut dengan Arja sehingga lahirlah yang disebut Janger, waktu itu disebut Janger klembon.
    Kesenian ini satu genre dengan Ketoprak di Jawa Tengah maupun Ludruk Jawa Timur. Janger atau Damarulan atau Jinggoan ini berkembang di seluruh wilayah Banyuwangi, dan selain sebagai sarana hiburan juga menjadi sarana perjuangan, dimana para pejuang waktu itu banyak yang menyamar menjadi seniman Janger untuk mengelabui Belanda maupun telik sandhi (mata-mata)nya. Dimasa revolusi ini pula seni Janger makin populer.
    Ciri Khas
    Tanda khas dari kesenian Janger ini adalah diangkatnya Tokoh Minakjinggo sebagai tokoh yang baik, yang menurut masyarakat Banyuwangi (Blambangan) adalah pahlawan pengayom rakyat, bukan seperti yang diceritakan dalam cerita-cerita versi Majapahit. Menurut mereka, Minakjinggo memberontak karena menagih janji Ratu Kencanawungu untuk menikahinya setelah dapat mengalahkan Kebo Marcuwet dan diingkari oleh Kencanawungu karena muka Minakjinggo yang rusak setelah bertarung dengan manusia berkepala kerbau itu.
    Penanda khusus lainnya adalah, busana yang dipakai. Para pelakon dalam satu cerita memakai busana yang mencerminkan busana bangsawan Bali (serupa dengan busana lakon Arja). Busana patih, raja, siluman dan prajurit semuanya sangat Bali, namun busana rakyat biasa sangatlah Jawa. Iringan musik yang dipakai juga khas Bali, dengan gending-gending campuran baik Bali maupun Banyuwangen. Dialog yang dipakai adalah Bahasa Jawa Tinggi seperti layaknya ketoprak, dan pada saat adegan goro-goro, dialog menggunakan bahasa setempat (Osing) atau campur Jawa baku.

    THIO PRASETYA DESANTOS
    9E/29

    BalasHapus
  78. Seni Budaya
    Tarian

    SENI TARI JAWA TENGAH

    Tari sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa” berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh.
    Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan. Tari mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
    Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta. Macam-macam tariannya :

    Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Yang khusus di Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, yang mengambil ceritera Damarwulan.

    Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Tari semacam itu termasuk jenis kesenian tradisional, seperti :
    -- Dadung Ngawuk, Kuda Kepang, Incling, Dolalak, Tayuban, Jelantur, Ebeg,
    Ketek Ogleng, Barongan, Sintren, Lengger, dll.

    Pedoman tari tradisional itu sebagian besar mengutamakan gerak yang ritmis dan tempo yang tetap sehingga ketentuan-ketentuan geraknya tidaklah begitu ditentukan sekali. Jadi lebih bebas, lebih perseorangan.

    soni 9d/32

    BalasHapus
  79. Wayang golek
    Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan.
    Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat popular. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”, karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa Barat, selain wayang kulit, yang paling populer adalah wayang golek. Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang wong, dari semua wayang itu dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur gamelan mengatur lagu dan lain-lain.

    S.Rinando Indra .S 9C/32

    BalasHapus
  80. Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda.

    Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).

    Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.

    Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.

    Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

    BalasHapus
  81. Makna dan Fungsi
    Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
    Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
    Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

    Paduan Suara
    Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
    Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya dalam upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi,seperti kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan Negara,atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.

    Nyanyian
    Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
    1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
    2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
    3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
    4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
    5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

    Gerakan
    Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan agama islam,syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.Dalam konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
    Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang,kirep,lingang,surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo)

    Penari
    Pada umumnya,Tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan Tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang,dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan para penari,Syeikh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman. yaitu ganit.

    BalasHapus
  82. Tarian Jaipong Seni Tari Asal Jawa Barat

    Jaipongan adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.
    Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.
    Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.
    Di Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.
    Tari Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat, terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni hingga menjadi kesenian Pong-Dut.
    Steven 8B/27

    BalasHapus
  83. Musik klasik

    Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

    Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktek-praktek seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer

    Musik di Indonesia

    Musik di Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[1] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, terkadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.

    * 1 Gamelan
    * 2 Keroncong
    * 3 Dangdut
    * 4 Referensi

    Gong.
    Seorang pemain Gamelan.
    Search Wikimedia Commons Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
    Gamelan

    Salah satu bentuk musik yang paling dikenal adalah gamelan, musik ini dimainkan oleh beberapa orang bersama alat musik perkusi, seperti metalofon, gong dan rebab bersama dengan suling bambu. Pertunjukan seperti ini umum di negara seperti Indonesia dan Malaysia, namun gamelan berasal dari pulau Jawa, Bali dan Lombo.

    Keroncong

    Keroncong terbentuk sejak orang-orang Portugis memasuki Indonesia, yang juga membawa alat musik Eropa. Pada permulaan 1900-an, musik ini dianggap sebagai musik berkualitas rendah. Hal ini berubah pada 1930-an, ketika perfilman Indonesia mulai bergabung dengan musik keroncong, dan mulai berjaya pada dekade berikutnya, ketika musik ini terhubung dengan perjuangaan kemerdekaan.

    Salah satu lagu keroncong paling terkenal adalah Bengawan Solo, yang ditulis pada tahun 1940 oleh Gesang Martohartono, seorang pemusik dari Solo. Lagu ini ditulis ketika Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menguasai pulau Jawa pada Perang Dunia II, lagu tersebut (tentang sungai Bengawan Solo, sungai terpanjang dan terpenting di Jawa) menjadi populer di kalangan orang Jawa, dan terkenal di seluruh Indonesia ketika mulai didengarkan di radio. Lagu ini juga populer di kalangan tentara Jepang, sehingga ketika mereka kembali ke Jepang setelah perang, banyak penyanyi Jepang menyanyikan lagu tersebut dan membuatnya sebagai best-seller.

    Dangdut

    Dangdut adalah salah satu bentuk musik dansa yang populer sejak tahun 1970-an. Penyanyi dangdut terkenal adalah Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih, begitu juga dengan Inul Daratista, Evie Tamala, Mansyur S., A. Rafiq, dan Fahmy Shahab. Musik ini juga terkenal di Malaysia sebagai simbol bangsa Melayu (namun bukan bagian kebudayaan Melayu).

    Evaldo
    9D/33

    BalasHapus
  84. Tugas kesda
    Pandawa
    Arjuna

    Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.
    KRISNA 9c/4

    BalasHapus
  85. Ethan Nicholas Fishbane asyik mengikuti gerakan-gerakan tari Baris Bali, sebuah tarian yang menggambarkan kegagahan para prajurit di medan laga. Meski tergagap-gagap mengikuti irama gamelan, mahasiswa jurusan tari di sebuah Universitas di Princeton, Amerika Serikat itu tetap bersemangat dan terus tersenyum.



    Ia adalah satu dari 20 orang peserta yang menjalani program tiga pekan “Çudamani Summer Institute 2010”. Ini adalah program studi intensif tari dan gamelan Bali bertaraf internasional yang dilangsungkan di Pengosekan, Ubud. “Sangat bermanfaat bagi saya yang menekuni etnomusikologi,” ujar Fishbane kepada Tempo Ahad siang kemarin.



    Para peserta sebagian besar berasal luar negeri, seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Norwegia. Ada juga yang berasal dari Jakarta dan Bali. Mereka tidak hanya menjalani jadwal latihan tari dan gamelan harian yang padat hingga 6 - 8 jam per hari, tapi juga diskusi, kuliah, dan demonstrasi oleh tim pengajar, serta pengamatan langsung berbagai pementasan dan upacara keagamaan. Interaksi harian dengan komunitas seni Desa Pengosekan juga menjadi bagian dari kurikulum. Mereka bahkan diberi kesempatan untuk menampilkan tarian di Pura yang sedang melakukan upacara.



    Formula unik ini dikelola dengan tujuan menghadirkan sebuah pengalaman yang utuh dan otentik dalam upaya memahami keterikatan antara seni, spiritualitas, dan komunitas dalam budaya Bali. Pengajarnya bukan hanya didukung oleh tim penari dan musisi piawai Çudamani, tapi juga oleh jajaran maestro tari dan gamelan Bali bertaraf internasional, seperti Ni Ketut Arini, I Nyoman Cerita, I Made Arnawa, dan I Dewa Putu Berata.



    Direktur Cundamani Emiko Saraswati Susilo mengatakan, program tahunan ini sudah dilakukan empat kali dan selalu mendapat sambutan hangat. Peserta dari luar rata-rata telah mengenal Cundamani dari pementasan yang sudah berkali-kali dilakukan sanggar ini di luar negeri. “Jadi mereka bukan turis biasa tetapi benar-benar orang yang berminat untuk belajar menari dan memahamai budaya Bali,” ujar wanita keturunan Jepang yang menikah dengan warga Bali ini. Meskipun cukup singkat, dia menjamin peserta sudah akan dapat menguasai dasar-dasar gamelan dan tari Bali.



    Untuk mengikuti program ini, biayanya terhitung masih mahal. Yakni, sebesar US$ 1.950 atau sekitar Rp 10 juta untuk warga negara asing .Sedangkan untuk warga Indonesia, Emiko mengaku masih terus melakukan penghitungan ulang. “Kami berharap akan makin banyak ornag Indonesia yang berpartisipasi agar terjadi dialog kebudayaan di sini,” kata Emiko, yang sudah tinggal di Bali sejak 1996 itu.

    dicto 9D

    BalasHapus
  86. Lukisan cahaya

    lukisan Light, juga dikenal sebagai cahaya grafiti r adalah suatu teknik fotografi yang eksposur dibuat biasanya pada malam hari atau di kamar gelap dengan menggerakkan sumber cahaya genggam atau dengan menggerakkan kamera. Dalam banyak kasus, sumber cahaya itu sendiri tidak harus muncul dalam gambar. Istilah lukisan cahaya juga mencakup gambar diterangi dari luar bingkai dengan sumber cahaya genggam. Fotografer dikenal pertama yang menggunakan teknik ini adalah Man Ray dalam seri-nya "Ruang Menulis".


    [Sunting] Pindah sumber cahaya

    Cahaya dapat digunakan untuk selektif menerangi bagian subjek atau untuk "cat" gambar dengan bersinar langsung ke lensa kamera. lukisan Cahaya membutuhkan kecepatan rana yang cukup lambat, umumnya dalam detik atau lebih. Seperti fotografi malam hari, semakin populer sejak munculnya kamera digital karena mereka mengijinkan fotografer untuk melihat hasil kerja mereka dengan segera.



    lampu Flash atau pena cahaya juga dapat digunakan untuk membuat Kendali gambar berdarah. lampu warna-warni yang berbeda dapat digunakan untuk memproyeksikan gambar pada CCD.
    [Sunting] Pindah kamera

    lukisan Light dengan memindahkan kamera, juga disebut lukisan kamera, merupakan kebalikan dari fotografi tradisional. Pada malam hari, atau di ruangan gelap, kamera dapat diambil dari tripod dan digunakan seperti kuas cat. Contohnya adalah dengan menggunakan langit malam sebagai kanvas, kamera sebagai sikat dan cityscapes (antara sumber cahaya lainnya) sebagai palet. Puting energi ke memindahkan kamera dengan membelai lampu, pembuatan pola dan meletakkan gambar latar belakang dapat membuat seni abstrak. Juga dikenal sebagai "Toss Kamera."

    Membuat sebuah lukisan cahaya tidak selalu perlu dilakukan di ruang gelap atau pada malam hari. Kadang-kadang menggunakan cahaya buatan, seperti LED dan ponsel, atau melalui sinar matahari terbatas berseri-seri di ruang bertirai menciptakan efek bayangan. Menggunakan cermin menciptakan citra ganda, yang menambahkan sampai ke hasil yang lebih kreatif.
    [Sunting] Teknik dan peralatan
    Cahaya foto tarian glowsticking.

    Berbagai sumber cahaya dapat digunakan, mulai dari senter sederhana untuk perangkat khusus seperti Hosemaster, yang menggunakan serat optik pena cahaya. [2] Sumber-sumber lain termasuk cahaya lilin, korek api, Fero ringan, glowsticks, dan Poirot juga populer .

    tripod adalah biasanya diperlukan karena eksposur panjang kali terlibat. Atau, kamera dapat ditempatkan pada atau bersiap terhadap meja atau dukungan padat lainnya. Sebuah kabel shutter release atau self timer umumnya digunakan dalam rangka meminimalkan guncangan kamera. Warna Gel juga dapat digunakan untuk warna sumber cahaya.

    Manual fokus sering digunakan karena sistem autofocus tidak dapat melakukan baik dalam cahaya rendah. Selain itu, fotografer sering menggunakan film kecepatan lambat atau ISO rendah pengaturan pada sensor digital untuk meminimalkan butir (atau gangguan digital) dan meningkatkan toleransi eksposur, seperti mengevaluasi eksposur sering rumit.
    [Sunting] Lukisan dengan cahaya

    Aspek lain yang tidak biasa 'lukisan cahaya' yang disebut sebagai 'Lukisan dengan cahaya'. Teknik ini melibatkan memproyeksikan transparansi tetapi tidak selalu pada layar.

    Pertama kali Trophy London untuk fotografi artistik yang pernah diberikan untuk foto berwarna pada tahun 1967 untuk foto oleh John N. Cohen berjudul 'Roh Spring' yang terdiri dari sebuah potret warna dicampur dengan negatif tulip, diciptakan oleh memotret ini gambar yang diproyeksikan. Ini adalah pertama kalinya negatif dan citra positif muncul di emulsi yang sama. gambar memenangkan penghargaan atas lainnya juga dibuat bila potret diproyeksikan pada sayap kupu-kupu, bulu, kerang, atau pada kain bertekstur (tidak selalu datar). Dengan cara ini gambar diproyeksikan kemudian difoto sehingga layar menjadi bagian dari subjek. [3]

    aditya h 8e / 20

    BalasHapus
  87. Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
    Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk, serta Barong-barongan. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
    Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
    Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

    BalasHapus
  88. Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

    Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

    Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

    Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.

    Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

    Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".
    bayu teguh setiawan
    9c/9

    BalasHapus
  89. Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

    Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

    Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

    Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.

    Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

    Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".
    Daftar isi
    [sembunyikan]

    * 1 Jenis-jenis wayang
    o 1.1 Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
    * 2 Lihat pula
    * 3 Pranala luar

    [sunting] Jenis-jenis wayang

    * Wayang Kulit

    1. Wayang Purwa
    2. Wayang Madya
    3. Wayang Gedog
    4. Wayang Dupara
    5. Wayang Wahyu
    6. Wayang Suluh
    7. Wayang Kancil
    8. Wayang Calonarang
    9. Wayang Krucil
    10. Wayang Ajen
    11. Wayang Sasak
    12. Wayang Sadat
    13. Wayang Parwa

    * Wayang Kayu

    1. Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
    2. Wayang Menak
    3. Wayang Papak / Wayang Cepak
    4. Wayang Klithik

    * Wayang Beber

    * Wayang Orang
    o Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
    o Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
    * Wayang Suket

    * Wayang Gung
    * Wayang Timplong
    * Wayang Arya
    * Wayang Potehi
    * Wayang Gambuh
    * Wayang Parwa
    * Wayang Cupak

    [sunting] Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku

    Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang dan bahasa Banjar.

    * Wayang Jawa Yogyakarta
    * Wayang Jawa Surakarta
    * Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
    * Wayang Bali
    * Wayang Sasak (NTB)
    * Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
    * Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
    * Wayang Betawi (Jakarta)
    * Wayang Cirebon (Jawa Barat)
    * Wayang Madura (sudah punah)
    * Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

    ERSHA PRAYUGA / 9C / 15

    BalasHapus
  90. Seni Tari Bali

    Pulau Bali memang sudah terkenal ke seluruh dunia dengan budayanya salah satunya yaitu seni drama dan tari. Misi kesenian Bali ke luar negeri untuk mempromosikan Bali khususnya dan Indonesia umumnya sudah sering berlangsung dan mendapatkan sambutan antusias dari para penonton yang terkagum dan terkesima dengan gerakan-gerakan tari Bali yang enerjik apalagi tat kala melihat lirikan mata dan jari-jemari yang mengikuti suara gambelan sebagai pengiring tarian.

    Drama dan tari penuh dengan simbol-simbol. Baik simbol dari kehidupan nyata maupun simbol kehidupan alam lain dan mimpi-mimpi. Hanya peradaban manusia yang mengerti arti simbol. Simbolisme yang digambarkan oleh para seniman drama dan tari di Bali sangat komunikatif. Tidak hanya menghibur hati, tetapi dapat memberikan pedoman yang mudah dicerna tentang benar dan salah, tentang baik dan buruk. Drama dan tari tidak hanya menghubungkan nalar dan rasa antar manusia, tetapi juga menghubungkan alam sekala dan niskala manusia secara harmonis dan estetis.

    Tari Bali dapat dikategorikan 2 jenis :

    1. Tari Bali Sakral yaitu jenis tari bali yang hanya bisa dipentaskan pada waktu berlangsung suatu upacara dimana tarian tersebut merupakan rangkaian dari upacara tersebut.
    2. Tari Bali yang bisa dipentaskan sewaktu-waktu dan bertujuan untuk menghibur.


    Raka/9c/16

    BalasHapus
  91. Tokoh Punakawan. Nama-nama Punakawan seperti Bagong, Petruk, Gareng, Semar dipercaya dari bahasa Arab.
    Belakangan kangmoes mendapat wacana seperti ini lagi ketika membaca kolom opini di Kompas, Rabu 3 Maret 2010. Di sana terdapat opini Sujiwo Tejo, yang meskipun membicarakan kasus bank Century, namun sedikit banyak menyinggung asal muasal nama-nama tokoh punakawan yang konon berasal dari bahasa Arab.

    Kata Bagong berasal dari kata Bagho yang artinya “suka membantah”
    Kata Gareng berasal dari kata Ghoiron yang artinya “yang berbeda”
    Kata Petruk berasal dari kata fatruk yang artinya “yang meninggalkan”
    Kata Semar sendiri tidak terdapat dalam opini Sujiwo Tejo tersebut. Namun kangmoes pernah mendengar bahwa Semar berasal dari kata “samara” yang artinya “ghaib”.

    Terdapat penjelasan-penjelasan lebih detail mengenai arti dalam bahasa arab akan nama-nama tokoh punakawan (Sujiwo Tejo mengatakan bahwa yang benar adalah: Panakawan atau kawan yang menerangi) tersebut, namun kangmoes belum begitu ingin mendalami tentang pewayangan. Karena sebagian orang banyak menyangkutkan pewanyangan dengan hal-hal yang menurut kangmoes menjurus pada klenik. Meskipun kangmoes pernah mendengar bahwa cerita pewayangan adalah cerita nasihat yang dibangun walisanga untuk menanamkan nilai-nilai keislaman pada masyarakat. Tapi sekali lagi tapi. Tanpa bekal pengetahuan yang memadai, kangmoes khawatir masuk dalam syirik, menyekutukan Alloh, tuhan semesta alam.

    lodevik/9b/24

    BalasHapus